Putu Satria Ananta Rustika, mahasiswa Sekolah tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta tewas diduga dianiaya oleh seniornya. Foto/istimewa
KLUNGKUNG – Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta, tewas setelah dihajar oleh salah seorang seniornya berinisial TRS, Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 15.00 WIB.
Kepergian Satria Ananta Rustika untuk selama-lamanya meninggalkan duka mendalam kedua orang tuanya Ketut Suastika dan Ibunya Nengah Rustini serta kerabatnya di Dusun Bandung, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan,Kabupaten Klungkung, Bali. Bahkan dalam kondisi shock Rustini harus terbang ke Jakarta guna memastika kondisi anaknya tersebut.
Penuturan Ketut Suastika ditemui di rumahnya di Dusun Bandung, Desa Gunaksa, Sabtu (4/5/2024), pihak keluarga sama sekali tidak ada firasat akan menerima peristiwa memilukan ini. Kata Suastika,keluarga sangat terpukul begitu mendapat informasi kalau anak sulungnya itu meninggal gara-gara dianiaya (dipukul) oleh seniornya.
Suastika sambil menangis menceritakan bagaimana keseharian anaknya dan komunikasi pihak keluarga dengan yang bersangkutan.
Ketut Suastika
“Sering berkabar,kalau liburan pasti berkabar. Terakhir komunikasi tanggal 1 (Mei) pas dia libur.Sempat kirimWA (pesan) terutama dengan ibunya sering komunikasi. Selama ini dia setiap ditanya bagaimana di sana ?, (selalu bilang) aman pak, baik-baik saja !,” cerita Suastika seraya menangis.
Ia juga mengatakan, kondisi kesehatan anaknya selama ini cukup sehat. Kata Suastika, anaknya, Satria Ananta Rustika tidak punya riwayat sakit serius seperti jantung dan lainnya.Karena menurut Suastika,anaknya itu mantan anggota Paskibra waktu masih duduk di bangku SMA.
“Saat masuk di sana (STIP) kan dites, secara fisik dan kesehatan anak saya tidak ada masalah buktinya ia lolos diterima di sana,” ujar Suastika.
Suastika tidak bisa menyembunyikan kepedihan hatinya atas meninggalnya Satria Ananta Rustika. Ia mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas peristiwa yang terjadi didalam kampus, persisnya toilet koridor kelas KALK C lantai 2, STIP, Celincing Jakarta Utara. Serta memberi hukuman yang setimpal kepada pelaku.
“Kematian anak saya kurang wajar. Saya memohon pihak berwenang bisa membantu agar kasus ini terang menderang, megusut para pelaku, cuma itu saja harapan dari saya,”kata Suastika.
Pihak keluarga belum menentukan prosesi paska tewasnya Satria Ananta, apakah akan diaben atau dikubur. Pihak keluarga menunggu proses di Jakarta.
Seperti diberitakan di banyak media, Satria Ananta Rustika dianiaya dengan cara dipukul oleh salah seorang seniornya insial TRS. Gegara, korban Satria bersama sejumlah temannya menggunakan kaos olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan lima temanya diminta turun ke lantai dua dan di depan toilet korban bersama teman-temannya disuruh berbaris. Korban berada di barisan paling depan, sehabis itu seniornya (pelaku) langsung memukul bagian hulu hati korban sebanyak 5 kali. Peristiwa itu membuang korban langsung terkapar. Hasil pemeriksaan korban dinyatakan meninggal dunia. (yan)