KLUNGKUNG – Goa Jepang merupakan salah satu warisan budaya yang saat ini diusulkan oleh Pemkab Klungkung menjadi cagar budaya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Kadis PUPR Kabupaten Klungkung Made Jati Laksana, tanah diatas tebing Goa Jepang kondisi labil, sehingga ketika musim hujan rawan longsor. Ia pun meminta untuk lebih hati-hati dan waspada terlebih saat ini kerap terjadi hujan.
Jati Laksana kepada wartawan,Rabu (24/4/2024) menyampaikan, sesuai hasil rapat terbatas yang dipimpin Penjabat (Pj) Bupati I Nyoman Jendrika, Pemkab Klungkung mengusulkan senderan Goa Jepang ke Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali sehingga ancaman longsor bisa tertangani.
“Karena lokasinya berbatasan dengan jalan nasional,apabila terjadi longsor sering mengganggu lalu lintas jalan nasional,” tandas Jati Laksana, Rabu (24/4/2024).
Ia juga menyatakan Pemkab Klungkung juga sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya agar penanganan Goa Jepang yang diusulkan menjadi objek cagar budaya juga bisa ditangani oleh pemerintah pusat melalui dana APBN.
Mengingat keterbatasan kemampuan keuangan Pemkab Klungkung, tidak semua persoalan di Goa Jepang bisa ditangani oleh Pemkab Klungkung.
Jati Laksana, pejabat asal Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung ini mengungkapkan berbagai kendala di lapangan, seperti Goa Jepang bakal menyandang status cagar budaya, penanganan longsor dilakukan dengan ekstra hati-hati untuk menjaga kelestarian Goa Jepang tersebut.
“Disampingi itu masih terdapat sebagian lahan yang belum diketahui status kepemilikannya,” imbuh Jati Laksana.
Namun dari hasil rapat koordinasi terbatas dengan Perbekel Desa Banjarangkan, Bendesa Adat Koripan, Dinas PUPRPKP, Dinas Kebudayaan dan instansi terkait lainnya yang dipimpin Pj Bupati, kata Jati Laksana, terkait lahan nantinya bendesa siap memfasilitasi dengan warga.
“Penanganannya tetap harus mendapat kajian dari Balai Pelestarian cagar budaya karena terkait nilai sejarah dan estetikanya,” demikian Jati Laksana.
Sebelumnya Pj Bupati Klungkung Nyoman Jendrika berharap pihak BBPJN dapat membantu penanganan longsor yang sering terjadi pada tebing Goa Jepang, sehingga warisan budaya yang kabarnya dibangun pada jaman penjajahan Jepang itu bisa tetap lestari. (yan)