DENPASAR – Untuk kesekian kalinya, joged jaruh kembali menggoyang jagat maya. Mirisnya aksi yang lebih menjurus ke arah pornoaksi itu melibatkan oknum seorang pemangku. Sungguh disayangkan, video yang beredar 20 April 2024 itu, berlokasi di salah satu tempat suci, bahkan disaksikan anak-anak kecil.
Oknum pemangku yang menggunakan pakaian serba putih, lengkap dengan udeng atau destar kepemangkuan itu mempertontonkan adegan yang tidak patut dilakukan.
Berbagai tanggapan bahkan perbincangan netizen ramai dialamatkan pada akun medsos yang menampilkan video berdurasi 25 detik itu. Tak sedikit netizen melayangkan kecaman, hujatan bahkan meminta aparat minta tegas untuk menindak pelaku.
Sulitnya meredam aksi joged jaruh di masyarakat hingga viral di medsos, budayawan I Putu Suasta angkat bicara. Bahkan dirinya geram melihat viralnya joged jaruh di medsos tidak bisa diatasi.
“Laporkan saja dan tindak tegas oknum -oknum yang telah merendahkan dan menodai seni budaya khususnya joged,” tegas Putu Suasta.
Pemerhati sekaligus pecinta seni itu meminta pihak terkait baik desa adat, dinas kebudayaan agar turut serta mengambil langkah tegas. “Laporkan ke polisi dan jebloskan saja, biar ada efek jera, ini soal martabat budaya Bali kita yang kian runtuh disaksikan begitu masiv, sangat sangat mencederai budaya kita,” ucapnya.
Pihaknya menanyakan kemana lembaga-lembaga yang getol suarakan Sampradaya, Dresta Bali dan sebagainya. Kasus di depan mata kita , seni budaya kita direndahkan melalui joged seperti itu, ini harus segera diatensi, pihak pihak terkait mengambil langkah tegas. “Laporkan, sudah jelas mengarah pada pornoaksi, sehingga ada pertanggungjawaban,” tandasnya.
Pihaknya meminta masyarakat semakin melek dengan medsos, dikit-dikit viral dan sulit untuk dibendung. “Peran kita masyarakat, warga aparat desa adat yang berada di bawah lebih peduli lagi agar bisa membentengi dan melakukan pencegahan apabila ada pelecehan seni seperti joged jaruh ini, kita sangat sedih dan menyayangkan kejadian ini terus berulang seolah ada pembiaran,” pungkas tokoh yang juga aktivis itu. (sur,dha)