DENPASAR – Para calon anggota legislatif (Caleg) pada perhelatan Pemilu Legislatif dan Pilpres, 14 Pebruari 2024, semua caleg gencar melakukan kampanye lewat simakrama dan simulasi pencoblosan.
Menariknya, para caleg yang melakukan sosialisasi nomor urut caleg dan simulasi mencoblos, juga gencar mensosialisasikan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo- Mahfud MD.
Hal itu disampaikan Caleg DPR-RI Ketut Kariyasa Adnyana bersama Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana caleg DPRD Bali dan Nyoman Tananjaya Asmara Putra caleg DPRD Kota Denpasar dari PDI Perjuangan. Sosialisasi dan simulasi pencoblosan dilakukan dari banjar ke banjar.
“Semua caleg dari PDIP Bali, atas perintah partai, selama masa kampanye harus gencar dan terus mengkampanyekan capres-cawapres Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP ke masyarakat dan dilakukan secara masip,”ujar Kariyasa Adnyana saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (1/2/2024).
Politisi PDIP dari Busungbiu Buleleng yang duduk di Komisi IX DPRRI ini meminta kepada masyarakat untuk tidak terlalu percaya dengan hasil survey. Sebab, hasil survey lebih pada pesanan apalagi survey yang dibayar.
Kariyasa Adnyana meminta agar masyarakat lebih meyakini suara rakyat, yakinlah bahwa capres-cawapres Ganjar-Mahfud merupakan putra terbaik bangsa Indonesia yang akan memimpin negara Indonesia untuk lima tahun kedepan. Kariyasa Adnyana juga optimis pemilihan presiden satu putaran untuk kemenangan Ganjar-Mahfud.
Kariyasa Adnyana menjelaskan semua kader PDIP yang turun ke banjar-banjar dan atau ke kelompok masyarakat tetap bisa berpaket sesama kader dalam satu partai PDI Perjuangan sehingga sosialisasi yang dilakukan bisa tegak lurus dari semua tingkatan.
Seperti yang dilakukan Kariyasa Adnyana yang melakukan sosialisasi dan simulasi pencoblosan menggandeng caleg DPRD Kota Denpasar Dapil Denpasar Barat II, Nyoman Tananjaya Asmara Putra dan Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana dari caleg DPRD Provinsi Bali.
Kariyasa Adnyana menjelaskan, pada salah satu desa di Denpasar Timur, dirinya sempat melakukan simulasi pencoblosan, ternyata hasilnya banyak masyarakat yang tidak memahami bagaimana cara memilih atau mencoblos yang benar sehingga suara menjadi sah sesuai yang diharapkan. Kebetulan, Kariyasa Adnyana berada pada nomor urut 7 caleg DPRRI, partai PDI Perjuangan nomor urut 3.
“Saat simulasi, ternyata banyak terjadi kesalahan dan parahnya kesalahan itu dilakukan dari pemilih usia muda,”ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Kariyasa Adnyana juga mengingatkan untuk memastikan masyarakat bahwa selain mencoblos kendaraan partai politiknya, juga mencoblos nama calegnya.
“Kalau masyarakat bingung dengan lembaran kertas suara yang sedemikian lebar, kertas suara dibuka penuh dan langsung coblos saja partai PDI Perjuanagan,”pintanya. (arn/jon)