DENPASAR – Pembangunan jalan tol diatas laut di Badung selatan yang dikenal dengan tol Bali Mandara memang telah memberikan solusi mengurai kemacetan. Namun, disetiap menjelang akhir tahun selalu terjadi kemacetan total dan sama sekali tidak ada jalan alternatif yang bisa mengurai kemacetan di Badung selatan. Lebih-lebih lagi, pada kunjungan wisatawan nusantara yang berlibur ke Bali lebih banyak membawa kendaraan pribadi.
“Setiap akhir tahun dan tahun di Badung selatan kemacetan tidak terurai, persoalan ini disampaikan masyarakat Badung selataan saat kami melaksanakan kegiatan menjaring aspirasi. Persoalan ini harus segera dicarikan solusinya oleh eksekutif yang akan terpilih nanti,”ujar Anggota Komisi II DPRD Bali Ketut Tama Tenaya via telepon, Kamis (25/1/2024).
Menurut Tama Tenaya, kemacetan ini terjadi setiap menjelang akhir tahun dan sama sekali tidak ada jalan alternatif yang bisa mengurai kemacetan. Sementara kalau hari-hari biasa diluar apalagi kunjungan wisatawan menurun memang tidak ada masalah dan tol Bali Mandara diatas laut sudah mampu mengurai kemacetan.
Tama Tenaya menyebutkan pemerintah eksekutif dan legislatif harus duduk bersama menyiapkan solusinya termasuk menyiapkan regulasinya.
“Kalau menjelang tahun baru, wisatawan nusantara harus membatasi membawa kendaraan pribadi masuk Bali. Kalau tidak dibatasi Bali pasti macet total setiap menyambut tahun baru,”katanya.
Politisi PDIP dari Tanjung Benoa, Badung selatan ini menjelaskan sesungguhnya menjadi dilema sejak lama. Diketahui bersama bahwa Bali dari tahun-ketahun kendaraan baru baik roda empat maupun roda dua tidak bisa terbendung masuk Bali. Sementara pembangunan jalan terbatas disamping keberadaan lahan di Bali sudah semakin penuh sesak.
Sehingga menjadi dilema bagi Provinsi Bali. Sebab, disatu sisi masuknya kendaraan baru sebagai andalan yang mampu mendongkrak pendapatan asli pemerintah daerah provinsi Bali.
“Kita di Bali masih sangat tergantung pada pajak kendaraan bermotor, kalau dibatasi jelas pendapatan dari PKB akan menurun, ini menjadi dilema dan harus segera dipikirkan solusinya untuk Bali kedepan,”pintanya.
Selain masalah kemacetan yang menjadi sorotan masyarakat Badung selatan, persoalan air bersih. Pelayanan air bersih selama ini selalu menjadi kendala dan air dari Perusahaan Air Minum (PDAM) belum mampu memberikan pelayanan sesuai kebutuhan air masyarakat.
“Air PDAM Badung tidak mengalir lancar memenuhi kebutuhan masyarakat apalagi musim tamu ramai di hotel, masyarakat tidak kebagian air bersih,”katanya sembari menambahkan debit air PDAM Badung di Badung selatan sangat kecil. (arn/jon)