KLUNGKUNG – Kabupaten Klungkung darurat sampah. Sebab Pemkab kewalahan menangani sampah warga terutama sampah perkotaan sejak pelarangan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente.
Giliran sampah meluber di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Gema Santi di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan.
Sampah menumpuk di sisi selatan TOSS. Sampah bahkan tidak terpilah, tercampur antara sampah organik dan anorganik.
Sampah yang sudah mulai membusuk, memunculkan bau yang tidak sedap. Belatung juga banyak bermunculan di saluran drainase di TOSS.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung I Nyoman Sidang mengatakan, sampah yang menunpuk di sisi selatan TOSS Gema Santi merupakan sampah yang tidak mampu dikelola oleh para petugas.
“Sampah itu yang tidak mampu dikelola di TOSS. Karena semua sampah kota dibawa ke TOSS pasca penutupan TPA Sente dan itu termasuk tumpukan sampah pada saat pengembangan pembangunan TOSS,” ungkap Nyoman Sidang, Jumat (5/1/2024).
Dengan kondisi tersebut, Pemkab Klungkung berencana untuk menambah shift untuk petugas pemilahan sampah di TOSS Gema Santi. Sehingga semua sampah bisa dikelola maksimal, mengingat selama ini pengolahan sampah di TOSS hanya efektif dilakukan selama 5 jam kerja.
“Saat ini sampah di TOSS maksimal yang bisa dikelola hanya 3,5 ton. Diharapkan dengan penambahan alat dan penambaham shift kerja di TOSS, sampah yanh diolah perharinya bisa mencapai 12 ton,” tandas Sidang.
Rata-rata sampah yang masuk ke TOSS Gema Santi perharinya mencapai sekitar 32 ton pada saat hari normal. Sementara saat hari raya, sampah bisa melonjak sampai 47 ton atau meningkat 50 persen. (yan)