MANGUPURA – Rencana pembangunan Rice Milling Unit (RMU) atau pabrik penyosohan gabah sudah memasuki pelelangan. Pembangunan RMU oleh Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana (MGS) menelan anggaran Rp19.048.940.930, bersumber dari dana penyertaan modal Pemkab Badung tahun 2023. Total Pemkab Badung mengucurkan penyertaan modal sebesar Rp31 miliar.
Dirut Perumda Pasar MGS I Made Sukantra mengungkapkan, untuk pembangunan RMU sudah memasuki tahap pelelangan. “Pembangunan RMU sudah memasuki tahap pelelangan melalui LPSE Pemkab Badung,”ungkap Sukantra saat ditemui di Puspem Badung, Selasa (28/11/2023).
Berdasarkan jadwal pelelangan saat ini memasuki tahapan evaluasi administrasi, kualifikasi, teknis, dan harga. Untuk penandatanganan kontrak pemenang tanggal 22 Desember 2023. Lokasi pembangunan RMU ini berada di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, berdekatan dengan Terminal Tipe A Mengwi.
Sukantra menambahkan RMU yang dibangun memiliki kapasitas 500 ton per bulan, yang akan mengolah gabah produksi petani Badung. Pembelian gabah oleh Perumda MGS dengan menggunakan sebagian dana penyertaan modal, harus merujuk pada harga penetapan pemerintah (HPP) serta mempertimbangkan harga pasar.
Hal itu dilakukan untuk memberikan kepastian harga jual gabah oleh petani serta menghindari terjadinya permainan harga gabah yang dilakukan oleh para penebas yang dapat merugikan petani sebagai akibat rendahnya harga jual gabah.
Sementara itu Direktur Operasional I Wayan Astika menambahkan selain untuk membangun RMU dan membeli gabah petani, dana penyertaan modal juga digunakan untuk usaha jual beli sapi. Upaya ini dilakukan lantaran, kondisi pasar hewan saat ini semakin sepi karena banyak peternak atau pengusaha tidak lagi melalui Pasar Hewan, lantaran perorangan banyak yang memiliki timbangan online. “Palingan yang datang ke pasar hewan sekarang hanya bibit sapi saja,” imbuh Astika.
Dengan usaha jual beli sapi ini lanjut Astika, Perumda Pasar akan membeli sapi dari peternak dengan harga pasaran dan dipastikan tidak akan merugikan peternak. “Sapi kita beli dengan harga pasar dan dibayar secara tunai, kalau melalui saudagar harga bisa dipermainkan, dan uangnya bisa diutang dulu,” pungkasnya. (lit,dha)