KUTA – Belum lama ini, air di sungai Tukad Mati sempat menunjukkan warna yang amat pekat. Bahkan baunya, tercium layaknya limbah.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Legian, I Nyoman Erwin Try Adnyana, tidak memungkiri adanya peristiwa semacam itu. Kata dia, kejadiannya pada Minggu (12/11/2023).
Menurut dia, itu merupakan dampak dari dibukanya pintu bendungan di hulu. Yang kemudian mengakibatkan terkeruknya endapan pada alur sungai.
“Mungkin bendungan di utara dibuka. Jadinya endapan lumpur diobok-obok oleh tekanan air yang keras. Makanya airnya jadi pekat dan berbau,” sebutnya dihubungi Selasa (14/11/2023).
Kejadian semacam itu katanya hanya terjadi pada hari itu saja. Keesokan harinya, air di Tukad Mati Legian katanya sudah normal kembali.
“Sekarang sudah tidak ada masalah. Sudah tidak ada bau,” sambungnya.
Ditambahkan dia, selain debit air yang meninggi, ketika kejadian banyak juga ikan yang ditemukan mabuk. Karena itu pula ada sejumlah orang yang mencoba menangkap dengan menggunakan jaring.
“Tapi apakah kejadian itu pengaruh dari pengerukan sedimentasi oleh pihak BWS (Balai Wilayah Sungai) atau tidak, saya juga tidak tahu. Tapi menurut saya sih kemungkinan itu sangat kecil,” imbuhnya. (adi/jon)