GIANYAR – Krama Desa Adat Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, tengah melakukan persiapan pujawali Kahyangan Jagat Pura Agung Gunung Raungpada Rabu (15/11/2023) mendatang.
Bendesa Adat Taro Kaja I Nyoman Tunjung, Minggu (12/10/2023) menyampaikan, dudonan pujawali dilaksanakan selama 13 hari. Diawali upacara Nuwur Ida Bathara ring wawengkon Desa Adat Taro Kaja, pada Minggu (12/11/2023).
Selanjutnya, mempersiapkan wewalungan pada Senin (13/11/2023). Melasti di Pura Sanghyang Rahu, Selasa (14/11/2023) dan puncak karya pada Rabu (15/11/2023).
Pada Kamis (16/11/2023) sampai Kamis (23/11/2023) dilaksanakan Penganyaran dan nyineb, Jumat (24/11/2023).
“Saat ini masih berlangsung persiapan peranti (perlengkapan) yang akan digunakan saat piodala,”ujarnya.
Bendesa I Nyoman Tunjung menyebut beberapa tahapan yang telah dilakukan krama. Di antaranya, metegen-tegenan. Banten atau sesaji yang biasa disebut tegen-tegenan dibawa dengan cara dipikul oleh krama lanang (laki-laki).
“Ini bermakna melengkapi proses ayah-ayahan dan aturan dari krama istri (perempuan),” jelasnya.
Pura Agung Gunung Raung merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat. Asal usul Pura Gunung Raung berkaitan dengan Maharsi Markandeya, orang suci yang berasrama di Gunung Raung, Jawa Timur kemudian datang ke Bali pada abad ke -8. Sang Maharsi ke Bali setelah mendapat wangsit. Kedatangan pertama gagal, karena pengiringnya banyak yang tewas akibat terserang wabah penyakit. Kedatangan yang kedua berlangsung selamat, setelah diawali menanam panca dathu di Besakih. Setelah itu Maharsi Markandeya bersama pengiringnya merabas hutan untuk dijadikan pemukiman. Tempat tersebut itulah Desa Taro sekarang.
Untuk mengingatkan pesraman Maharsi Markandeya di Gunung Raung di Jawa, maka ditempat dimana pemukiman yang dirintis oleh Ida Maharsi dibangun palinggih yang bernama Pura Agung Gunung Raung.
Keterkaitan itu masih berlanjut sampai sekarang. Bukan saja merujuk nama pada pura, yakni Pura Agung Gunung Raung. Tetapi juga dengan kehadiran warga di sekitar kaki Gunung Raung, di Jawa yang datang nangkil matirta yatra ke Pura Agung Gunung Raung di Taro. Khususnya umat, sarati dan pemangku dari Pura Giri Mulya Raung, Glemore, Banyuwangi.
“Matirtayatra dan ngayah, seperti ngaturan kidung anggam Jawa,” tambah Wayan Gede Ardika. Menurutnya, pada pujawali November 2023 ini rencananya rombongan pemedek warga, Gunung Raung di Jawa akan datang ngayah juga.
Wayan Gede Ardika mengatakan ada 32 desa adat di Munduk Raung yang ikut ngerombo(mendukung) pujawali di Pura Agung Gunung Raung. 32 desa adat itu. “Nanti bergiliran ngaturan upakara dan wewalen,” terangnya. (jay)