KLUNGKUNG – Sesuai laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, Bali merupakan provinsi dengan angka balita stunting terendah secara nasional pada 2021, dengan tingkat prevalensi hanya sebesar 10,9%.
Untuk itu guna terus mengawal program pemerintah yakni pengentasan angka stunting, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. drg. Ida Mahendra Jaya didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny. Ayu Suwirta dan instansi terkait menyambangi sekaligus menyerahkan bantuan kepada 50 balita yang berpotensi stunting, dalam rangkaian acara “Berkunjung dan Berbagi” bertempat di Balai Budaya Kabupaten Klungkung, pada Rabu (18/10/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ny. Ida Mahendra mengatakan bahwa acara berbagi ini disiapkan dalam rangka mengentaskan kasus stunting di Bali.
“Dengan memberikan asupan makanan yang bergizi dan sehat, tentu akan membantu balita tumbuh menjadi kuat dan cerdas. Stunting ini harus segera ditangani, karena ciri-ciri yang diperlihatkan oleh bayi di masa tumbuh kembangnya sudah terlihat dari berat badan, tinggi dan mentalnya atau tingkat kecerdasannya. Dan khususnya akan nampak dari pertumbuhan gigi pada bayi”, ungkap Ny. drg. Ida Mahendra Jaya.
Sementara itu, Lima puluh (50) balita penerima bantuan ini terinci 24 orang dari Kecamatan Klungkung, 7 orang dari Kecamatan Banjarangkan, dan 19 orang dari Kecamatan Dawan.
Bantuan berupa telur dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, makanan olahan ikan diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, dan bantuan berupa beras (5 Kg), telur 1 krat, susu 6 kotak, sikat gigi beserta pasta giginya disiapkan oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Bali.
Dihadapan warga yang adalah ibu-ibu dari balita dan para Kader PKK, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Wayan Sunada, juga memberikan tambahan wawasan terkait betapa pentingnya perhatian bagi tubuh khususnya para remaja putri yang nantinya akan menjadi calon ibu. Menurutnya penting untuk memperbanyak pengetahuan tentang tata cara menjaga asupan makanan yang sehat.
“Makanan yang sehat itu tidak harus mahal, apalagi yang siap saji. Karena cenderung makanan siap saji itu banyak mengandung pengawet dan berbahaya bagi tubuh. Jangan lupa bagi orang tua untuk tidak lelah memberi edukasi bagi remaja putrinya terkait bahayanya menikah muda. Penting pula mengingatkan remaja putri untuk menambah asupan tablet penambah darah”, ungkapnya.
Ditambahkannya, bagi bayi yang baru lahir juga harus mendapat pantauan tumbuh kembang sedari 1000 hari pertama kehidupannya. Fase yang dimulai dari masa dalam kandungan, agar tidak mengalami gangguan tumbuh kembang bayi pada fisik dan mentalnya.
Sesaat setelah menyerahkan bantuan di Balai Budaya, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. drg. Ida Mahendra Jaya didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Klungkung Ny. Ayu Suwirta dan sejumlah instansi terkait termasuk bidan, melaksanakan kunjungan ke rumah tiga (3) warga yang anaknya memiliki potensi stunting.
Mereka adalah Kadek Amira, Jalan Kenyeri Kelurahan Semarapura Kelod, jenis kelamin perempuan, Umur 2 tahun tiga bulan (kondisi berat badan dan tinggi tidak sesuai umur serta gizi kurang); Ida Bagus Pradnya Saputra,Desa Kamasan,jenis kelamin laki-laki,Umur 3 tahun dengan lahir prematur (kondisi berat badan dan tinggi tidak sesuai umur serta gizi kurang ); dan Ketut Yasika Ayu Nanda, alamat Desa Gelgel, Jenis Kelamin laki-laki, Umur 1 tahun 4 Bulan (kondisi berat badan dan tinggi tidak sesuai umur serta gizi kurang) dengan diagnosa menderita hidrocepalus.
Pada kesempatan ini, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya juga secara langsung melihat dan memeriksa pertumbuhan balita, terkhusus pertumbuhan fisik terutama gigi balita. Dalam kesempatan yang sama pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menyerahkan bantuan paket berupa beras, telur, susu, sikat gigi dan pasta gigi.
Pada momentum yang sama, Ny. Ida Mahendra yang juga menjabat sebagai PJ. Ketua Dekranasda Provinsi Bali menyambangi Pertenunan Wedhi Budaya Klungkung, guna melihat kondisi para penenun yang saat ini sudah mulai berkurang.(arn/jon)