BULELENG – Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama Dandim 1609/Buleleng Letkol Kav. Angga Nurdyana menyerahkan 2 unit hasil bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada warga di Desa Ringdikit dan Desa Pangkung Paruk Kecamatan Seririt.
Penyerahan 2 unit rumah yang dibangun dari kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) dan Karya Bhakti TNI tahun 2023 diharapkan dapat mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Buleleng.
“Kolaborasi terus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Buleleng,” tandas Lihadnyana usai penyerahan 2 unit hasil bedah RTLH di Kecamatan Seririt, Rabu (18/10/2023).
Kepala BPKSDM Provinsi Bali ini menegaskan dengan kolaborasi yang dilandasi semangat gotong royong upaya pengentasan kemiskinan ekstrem diharapkan bisa dilakukan lebih cepat.
“Karena, selain kemiskinan ekstrem, di Kabupaten Buleleng juga masih banyak masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah harus hadir meski seyogyanya hal ini menjadi tanggungjawab bersama,” tegasnya.
Pemerintah hadir dengan berbagai upaya agar kemiskinan ekstrem bisa diatasi segera melalui kolaborasi semua pihak.
“Sejak dulu pemerintah sudah membantu masyarakat khususnya di desa antara lain melalui Gerbangsadu, Simantri, Beasiswa warga masyarakat miskin. Dengan bantuan-bantuan tersebut, ternyata masigh ada yang miskin, ini yang perlu kita pikirkan bersama,” tegasnya.
Senada dengan Pj Bupati Buleleng, Dandim 1609/Buleleng Letkol Kav. Angga Nurdyana menambahkan TNI melalui program Karya Bakti tahun 2023 terlibat langsung dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Buleleng.
“Selain dikerjakan TNI, bedah RTLH ini juga dikerjakan bersama masyarakat dan pihak ketiga. Hingga saat ini ada 9 unit RTLH yang berlokasi di Kecamatan Seririt, Gerokgak dan Tejakula sudah tuntas dikerjakan,” ungkapnya.
Bantuan masyarakat sangat membantu dalam pengerjaan RTLH, dan hingga saat ini belum ada hambatan yang berarti dari sisi pengerjaan.
“Untuk daerah yang wilayahnya banyak pegunungan, masih perlu lebih banyak gotong royong untuk menyalurkan bahan bangunan. Jumlah anggota juga akan ditambah kemungkinan khusus daerah yang akses materialnya agak sulit sehingga sesuai dengan apa yang ditargetkan, sesuai desain dan pendanaan dari Pemkab Buleleng,” pungkasnya. (kar,dha)