KLUNGKUNG – Meningkatnya kesadaran umat Hindu melaksanakan srada bakti (kewajiban) kepada Ida Sanghyang Widi Wasa (Tuhan), sebagai sang maha pencipta, diimbangi pula pelayanan kepada umat oleh Sang Dwijati (pendeta).
Ini kali pertama Baru Pasraman Welas Asih di Nusa Penida melaksanakan diksa dwijati (proses pengangkat pendeta) gratis kepada Jro Mangku I Made Warta beserta istri Sri Budi Lestari.
Upacara Rsi Yadnya Madwijati ini dilaksanakan untuk memberikan pelayanan dan membantu umat Hindu dalam melaksanakan segala upacara.
Baru Pasraman Welas Asih merupakan ide yang digagas Wakil Ketua DPRD Klungkung I Wayan Baru guna membantu umat melaksanakan berbagai upacara Panca Yadnya dengan biaya ringan.
Pembentukan Baru Pasraman diawali dengan Upacara Rsi Yadnya Madwijati, Minggu (17/9/2023). Setelah mediksa, Jro Mangku I Made Warta beserta istri mendapatkan gelar Ida Rsi Dwijawana Dharma Sunu dan Ida Rsi Istri Dharma Stuti oleh Ida Nabe atau guru rohaniawan bernama Ida Dalem Manggis Dharmakerti.
Selanjutnya kedua sulinggih tersebut akan tinggal di Baru Pasraman Welas Asih yang sekaligus menjadi Griya bernama Griya Wanaprastha.
Upacara Rsi Yadnya tersebut dihadiri langsung Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kabupaten Klungkung, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya , Camat Nusa Penida I Kadek Yoga Kusuma, beserta perwakilan dari PHDI Klungkung, Perbekel Desa Sakti dan Bendesa adat setempat.
Wayan Baru yang merupakan Ketua Panitia Upacara Rsi Yadnya menyebutkan lahan yang digunakan sebagai pasraman tersebut merupakan miliknya yang dihibahkan seluruhnya untuk kepentingan umat. Pasraman ini dibuat juga sebagai tempat pelaksanaan yoga gratis setiap hari termasuk pelaksanaan upacara bersifat massal demi meringankan beban umat Hindu dalam melaksanakan upacara.
Selain itu, Baru Pasraman juga akan menjadi tempat untuk melaksanakan pediksaan secara gratis yang ditujukan kepada calon sulinggih yang memiliki potensi dan kualitas namun tidak mampu dari segi ekonomi. Biaya sendiri akan ditanggung secara gotong royong oleh pasraman dan pesemetonan sehingga tidak akan membebani calon sulinggih.
“Ketentuan lainnya tentu mendapat dukungan dari pesemetonan dan warga masyarakat sekitarnya sehingga setelah didiksa dapat mengabdikan diri kepada masyarakat,” tandas Wayan Baru.
Wayan Baru menyampaikan, pediksaan di Baru Pasraman bisa dilakukan pesemetonan apa saja (semua klan) tanpa terkecuali baik itu Pande, Pasek, Arya dan lainnya. Dengan adanya pasraman tersebut semakin mempermudah umat dalam melaksanakan pediksaan.
“Pediksaan gratis ini menjadi satu-satunya yang pernah dilaksanakan di Bali. Jadi program ini akan diselenggarakan Baru Pasraman Welas Asih secara berlanjut,” ujarnya.
Penyelenggara Baru Pasraman I Made Lumiyarta menyebutkan dalam membantu meringankan umat Hindu dalam melaksanakan upacara Manusa Yadnya, Baru Pasraman akan melaksanakan
peruatan sapuleger massal, metatah massal, pewintenan massal, bayuh oton massal dan juga upacara menek kelih massal.
Dengan melaksanakan secara massal maka masyarakat dapat ikut serta dengan biaya ringan karena dilaksanakan bersamaan.
Pihaknya mencontohkan untuk pelaksanaan Upacara Metatah jika dilaksanakan di rumah sendiri bisa menghabiskan biaya hingga Rp 20 juta. Namun dengan dilaksanakan secara massal maka umat Hindu sangat terbantu karena hanya mengeluarkan biaya Rp 350 ribu.
“Banten, tempat dan segala persiapannya sudah ditanggung. Masyarakat hanya perlu membawa pejati dan tirta dari tempat tinggal masing-masing,” kata Made Lumiyarta.
Pihaknya optimis Baru Pasraman bisa membantu umat dalam melaksanakan upacara Manusa Yadnya secara rutin. Mengingat dengan 50 peserta saja, Baru Pasraman mampu melaksanakan upacara metatah massal dengan biaya murah.
“PHDI juga melaksanakan metatah massal pesertanya sampai ribuan. Kalau Baru Pasraman 50 peserta saja sudah bisa melaksanakan metatah massal. Jadi bisa dilaksanakan berkali-kali,” imbuhnya.
Ke depan banyak program yang akan digagas Baru Pasraman Welas Asih ini dengan fokus membantu pelaksanaan upacara umat Hindu. Pihaknya berharap agar program positif dari Baru Pasraman ini dapat didukung pemerintah sehingga terjadi berkesinambungan dan berdampak besar kepada masyarakat luas. (yan)
NB : Keterangan foto : foto istimewa, Baru Pasraman Welas Asih kali pertama menggelar upacara diksa dwijati (proses pengangkat pendeta) secara gratia di Nusa Penida, Minggu (17/9)