KUTA – Kelompok Nelayan Wanasari Tuban terus belajar dan berupaya mengoptimalisasi budidaya kepiting bakau. Dan baru-baru ini, atas dukungan dari Dinas Perikanan Kabupaten Badung, dibangunlah sebuah sistem budidaya bernama Crab House alias apartemen kepiting.
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, I Made Sumasa menyebut sangat berterimakasih atas dukungan dari pemerintah tersebut. Dengan penerapan teknologi itu, dirinya berharap dapat meningkatkan hasil budidaya kepiting bakau yang dilakoni selama ini.
“Bantuan ini diberikan pemerintah atas proposal yang kami ajukan sekitar tahun lalu. Dalam proposal tersebut kami memang mengharapkan adanya bantuan pemerintah kaitan dengan teknologi budidaya terkini. Dan ternyata, itu mendapat respon positif dari pemerintah. Tentu kami sangat berterimakasih,” ucapnya Kamis (14/9/2023).
Dituturkan Sumasa, budidaya kepiting bakau yang dilakukan kelompoknya selama ini masih menerapkan silvofishery dengan menggunakan keramba jaring tancap. Yang mana tingkat kematian bibitnya masih terbilang tinggi, yakni mencapai sekitar 15 persen.
Sumasa optimis, penerapan sistem Crab House tersebut mampu menurunkan tingkat kematian bibit. Karena perkembangan setiap bibit dapat benar-benar terawasi secara optimal.
“Dalam sistem Crab House ini, setiap box itu hanya satu ekor kepiting. Beda dengan silvofishery, yang mana bibit kepiting kita lepas begitu saja, sehingga potensi kanibal itu sangat tinggi. Di samping itu, melalui sistem yang sudah diterapkan di negara-negara maju ini kualitas airnya juga benar-benar dapat kita jaga dengan sirkulasi yang sedemikian rupa,” jelasnya.
Untuk diketahui, atas perhatian Pemkab Badung tersebut Kelompok Nelayan Wanasari Tuban mendapat bantuan sistem apartemen kepiting dengan 500 box. Rencananya, bibit akan ditempatkan sepekan ke depan sistem benar-benar siap. (adi/jon)