KUTSEL – Belum lama ini, area mangrove di sekitar Jalan Siligita, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan kembali menjadi tempat buang sampah. Kabarnya, kebiasaan tersebut kambuh kembali sejak sepekan terakhir.
Desa adat setempat, Kelurahan Benoa, serta petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung telah bergerak sigap menyikapi hal tersebut. Langkah pembersihan dilakukan, yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan spanduk larangan membuang sampah pada area bersangkutan.
Lurah Benoa, Wayan Karang Subawa membenarkan, perilaku membuang sampah pada area tersebut sesungguhnya sudah sempat hilang. Namun kemudian kumat kembali sejak sekitar sepekan terakhir.
Menurut dia, aktivitas membuang sampah sembarangan tersebut dilakukan secara kucing-kucingan. Mengingat pengawasan selama ini telah secara rutin dilaksanakan oleh petugas Linmas Kelurahan Benoa dengan melibatkan desa adat.
“Jadi bisa dibilang itu dilakukan oleh oknum yang bebal edukasi. Yang tidak mau berlangganan jasa sampah, dan memilih membuang sampah mereka secara sembarangan di lingkungan,” sebutnya.
Karang berharap, para pelaku bisa menyudahi perilaku buruknya itu. Terlebih, Jalan Siligita merupakan akses yang kerap dilalui oleh wisatawan.
“Mari kita sama-sama jaga kebersihan lingkungan, sekaligus menjaga citra pariwisata kita. Jangan sampai karena sampah, wisatawan malah meninggalkan kita,” ajaknya.
Hal senada sempat pula disampaikan oleh Bendesa Adat Bualu, I Wayan Mudita. Dia menegaskan perbuatan oknum tersebut tentu sangat merusak lingkungan dan citra pariwisata. Disinyalir, itu dilakukan pada malam hari dengan cara melempar sampah ketika melintas di Jalan Siligita.
Sementara itu, Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta memastikan, temuan sampah di area mangrove sekitar Jalan Siligita tersebut sudah disikapi oleh pihak desa adat, kelurahan, dan DLHK. Di samping pembersihan dan pemasangan spanduk, dipastikan itu akan dibarengi dengan langkah pengawasan yang intensif. (adi/jon)