BULELENG – Semarak peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Bumi Den Bukit tak hanya semakin meriah dengan event Buleleng Development Festival (BDF) bertagline Bukaka, tapi juga menjadi spesial dengan diterimanya anugrah 4 sertipikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Tak hanya Kado Kemerdekaan, 4 sertifikat HKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia juga sekaligus menjadi pengakuan Buleleng Kaya Karya Kreatif, Bukaka.
“Buleleng menerima 4 buah sertifikat HKI dari Kemenkumham Republik Indonesia, dua diantaranya HKI-SDG dan HKI-EBT telah diserahkan Pj. Bupati Buleleng kepada penerima HKI saat resepsi HUT Kemerdekaan,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah (BP2ID) Kabupaten Buleleng I Made Supartawan usai memimpin rapat evaluasi inovasi daerah, Kamis (31/8/2023).
Mantan Kabag Humas DPRD Kabupaten Buleleng ini memaparkan berdasarkan ketentuan dan kriteria yang ada, Kemenkumham Republik Indonesia menerbitkan sertipikat Hak Kekayaan Intelektual Sumber Daya Genetik (HKI-SDG) terhadap Buah Durian Ki Raja di Desa Madenan Kecamatan Tejakula dan Hak Kekayaan Intelektual Ekspresi Budaya Tradisional (HKI-EBT) atas Tradisi Mejaran Jaranan di Kelurahan Banyuning Kecamatan Buleleng, Tradisi Nyakan Diwang di Desa Kayuputih Kecamatan Banjar dan Pengalantaka (Sistem Penanggalan Hindu karya Almarhum Gede Mariana).
“Penyerahan sertifikat HKI yang diterima melalui Kanwil Kemenkumham Bali diserahkan Pj. Bupati Buleleng kepada pemiliknya baik yang personil maupun komunal serangkaian penandatanganan kerjasama pengelolaan HKI antara Pemkab Buleleng dengan Kemenkumham di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja,” terangnya.
Supartawan berharap dengan adanya pengakuan terhadap kekayaan intelektual budaya dan kearifan lokal dari pemerintah melalui Kemenkumham ini, karya kreatif di Kabupaten Buleleng yang dikenal sebagai pusat rancang bangun seni budaya bahkan politik akan terlindungi.
“Selain menjadi motivasi dalam upaya penggalian dan pengembangan seni budaya tradisional, kekayaan genetik yang ada di semesta, khususnya Kabupaten Buleleng, dengan diakuinya inovasi dan kreativitas yang dilakukan, tentunya si pemilik punya hak penuh akan karyanya. Jika ada oknum yang menyalahgunakan dengan mengklaim itu miliknya maka hal tersebut dapat dituntut melalui proses hukum,” terangnya.
Ia menambahkan, saat ini Pemkab Buleleng sedang mengusulkan 28 merk/produk UMKM seperti Dodol Pengelatan dan Juruh Desa Sudaji, serta menggali produk lokal seperti produk kuliner dan kesenian tradisional untuk terdaftar dan mendapatkan sertifikat HKI dari Kemenkumham Republik Indonesia. (kar,dha)
