BULELENG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa membuka kegiatan Fokus Group Diskusi Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (FGD-PMK3I).
Selain menekankan pentingnya FGD dalam menentukan sub sektor ekonomi kreatif unggulan, kegiatan yang dihadiri Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf Republik Indonesia Elizabeth Tioria Gurning selaku narasumber juga diharapkan dapat mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas UMKM di Kabupaten Buleleng.
“Sebagai Kabupaten Kreatif, Buleleng memiliki potensi berupa sumber daya manusia (SDM), seni dan budaya serta pemanfaatan teknologi untuk dikembangkan sebagai ekonomi kreatif yang dapat mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas UMKM,” tandas Sekda Gede Suyasa usai membuka kegiatan FGD-PMK3I di Ruang Pertemuan PLUT Kabupaten Buleleng, Kamis (20/7/2023).
Sekda Suyasa didampingi Gede Dody Sukma Oktiva Askara selaku Kadispar Buleleng mengungkapkan melalui FGD-PMK3I, potensi daerah yang telah data tim kurasi Kemenparekraf Republik Indonesia dapat dinilai dan ditetapkan sebagai sub sektor ekonomi kreatif unggulan Kabupaten Buleleng.
“Melalui FGD, kita berharap saran masukan terkait sub sektor unggulan ekonomi kreatif di Kabupaten Buleleng. Semakin kreatif daerahnya, semakin bangkit ekonomi kreatifnya dan semakin bangkit UMKM nya, maka ketahanan ekonomi daerah juga semakin bagus,” tandas Suyasa dibenarkan Dody Sukma.
Selaku Kadispar Buleleng, Dody Sukma Oktiva Askara menambahkan dari 17 sub sektor ekonomi kreatif yang dikenal di Indonesia, tim kurasi mencatat ada 5 sub sektor potensial yakni Kuliner, Seni Pertunjukan, Fashion, Musik dan Kriya.
“Dan semua memiliki keunggulan masing-masing, dan melalui FGD ini akan ditentukan sub sektor mana yang nilai kreativitasnya paling tinggi dan potensial untuk diajukan ke Kemenparekraf,” terangnya.
Senada dengan Kadispar Buleleng, Elisabeth Tioria selaku narasumber mengungkapkan di Indonesia ada 17 subsektor ekonomi kreatif yang dikenal dan paling tidak ada 3 sub sektor yang dapat menjadi penarik. “Kemarin tim kami mengunjungi pelaku kuliner, seni pertunjukan, fashion, musik dan kriya.
Hasilnya, yang dilihat teman-teman ini membuat tim kurasi kita kebingungan, karena semua sama kuatnya dan kita harus menentukan mana yang mempunyai nilai kreatifitas paling tinggi,” terangnya.
Melalui FGD ini diharapkan dapat di diskusikan untuk diputuskan dan ditetapkan secara bersama-sama salah satu dari lima sub sektor yang dikursi, menjadi sub sektor unggulan. “Dari hasil diskusi, seluruh peserta sepakat dan menetapkan subsektor kriya memiliki nilai kreatifitas paling tinggi, sub sektor paling potensial untuk dikembangkan sebagai ekonomi kreatif di Kabupaten Buleleng,” pungkasnya. (kar,dha)
