KUTA – PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai belum lama ini mengajukan keringanan PBB sebanyak 20 persen kepada Pemerintah Kabupaten Badung. Alasannya yaitu, masih tingginya kerugian yang dirasakan pasca pandemi Covid-19, tepatnya pada angka senilai Rp 725 miliar.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menegaskan bahwa angka tersebut bukanlah nilai kerugian yang dialami Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai semata. Melainkan merupakan kerugian PT Angkasa Pura secara koorporasi, atau kerugian konsolidasi bandara-bandara yang dikelola.
“Itu untuk membantu kondisi keuangan pusat, konsolidasi keuangan kami,” sebutnya, Kamis (22/6/2023).
Handy tidak memungkiri bahwa secara koorporasi, PT Angkasa Pura I terbilang sedang mengalami tekanan yang cukup berat dalam hal finansial. Karena itulah, sebagai salah satu cabang dari PT Angkasa Pura I, Bandara I Gusti Ngurah Rai bergerak untuk ikut membantu.
“Jadi semuanya diminta (bergerak). Bukan hanya (bandara) Bali semata. Tapi semua cabang-cabang, apalagi bandara yang rugi. Beberapa bandara kami kan memang mengalami kerugian cukup dalam. Dari cabang tersebut pastinya juga berusaha menekan dari sisi pengeluaran,” ucapnya.
Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan jika bandara lain juga melakukan langkah yang sama, yakni mengajukan permohonan keringanan pajak ke Pemerintah Daerah. Namun itu kembali lagi kepada strategi general manager di masing-masing cabang.
“Karena hubungan kami dengan Kabupaten Badung sangat baik, makanya kemudian pada saat menulis surat pertama itu langsung diundang bertemu oleh Pak Sekda. Di sana kami bercerita, dan beliau sangat respon, sangat melihat, dan fair terhadap kondisi yang ada. Kemudian, surat kami itu disampaikan ke Ketua DPRD, sehingga mengundang kami untuk datang dan bercerita,” bebernya.
Lebih lanjut sambung Handy, kontribusi PT Angkasa Pura tidaklah hanya bisa dilihat dari sisi PBB saja. Melainkan juga berbagai hal lainnya, seperti penyerapan tenaga kerja dan retribusi parkir yang telah secara rutin disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Badung.
Sementara ketika ditanya kondisi keuangan Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai sendiri, pada saat ini katanya memang sudah ada perbaikan. Namun itu belum mencapai angka 100 persen pulih. Hal itu pun dapat dilihat dari data jumlah penumpang yang baru menyentuh angka 80 persen jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2019.
“Bersyukur ini juga bisa dipahami oleh pemerintah kabupaten, terkait dengan kondisi yang ada. Mudah-mudahan tidak lama lagi kami kembali menjadi 100 persen di Bali ini, sehingga ke depan bilamana diminta untuk kembali pembayaran PBB 100 persen, insyaallah kami siap,” imbuhnya. (adi/jon)