KUTSEL – Desa Adat Pecatu menggelar pertemuan dengan agenda mohon penjelasan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Mangutama Kabupaten Badung soal matinya air di wilayah Pecatu, Selasa (20/6/2023).
Pertemuan tersebut mengundang berbagai unsur di Pecatu, mulai dari Perbekel hingga Kelian Tempek serta Kesinoman di Desa Adat Pecatu.
Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta tidak memungkiri pelaksanaan pertemuan tersebut. Bahkan dia menyebutkan, sesuai agenda yang direncanakan, pertemuan dikonsep turut mendatangkan jajaran direksi Perumdam Badung. Namun sayang, tidak satupun direksi yang berkesempatan hadir.
“Tadi rapat kaitan dengan macet atau tidak lancarnya air. Karena di Pecatu masih banyak yang bermasalah, terutama di jalur Padang Padang. Bahkan menurut penyampaian masyarakat melalui prajuru yang hadir, itu sudah sampai setahun lebih mati. Tapi jujur, dari PDAM (sapaan Perumdam) tadi tidak datang, alasannya ada kegiatan rapat,” ungkapnya dihubungi Selasa (20/6/2023).
Meski demikian, pembahasan mengenai itu tetap dilaksanakan secara internal. Hasil rapat ditulis dalam kertas, yang kemudian disampaikan ke Perumdam Badung.
“Setahun lebih tidak mendapatkan pelayanan air, kan menyakitkan. Apalagi di Pecatu kan ada akomodasi wisata. Sehingga tentu pariwisata jadi terganggu oleh ketiadaan air,” sambungnya.
Kaitan dengan itu, Sumerta yang juga anggota DPRD Badung tersebut meminta Perumdam Badung untuk segera memaksimalkan layanan.
“Kenapa desa adat sampai ikut menyikapi ini? Karena kami juga memberikan kontribusi kaitan dengan adanya lahan desa adat yang kami berikan untuk tempat penempatan reservoar,” jelasnya sembari menyebut, jangan sampai meteran air hanya menjadi sebuah pajangan.
Di masyarakat, sambung dia, memang sempat ada riak-riak yang mengatakan akan mendatangi kantor Perumdam Badung. Namun menurut Sumerta, itu bukanlah sebuah cara yang elok untuk menyampaikan keluhan.
“Lebih baik kami bersurat dahulu, mudah-mudahan ada langkah konkret yang bisa dilakukan oleh pihak PDAM,” imbuhnya.
Dari hasil koordinasinya selama ini, Perumdam Badung katanya sempat menjanjikan masalah distribusi air ke wilayah Pecatu bisa teratasi pada bulan Juni ini. Namun nyatanya permasalahan serupa masih dirasakan hingga saat ini.
“Kemarin katanya sempat meledak di Jembatan Panjang di Jimbaran. Janji pertama belum dipenuhi tapi sudah kembali meledak, dan masyarakat menderita lagi. Sekarang mungkin sudah clear, tapi lagi katanya meledak di Ungasan. Kalau terus meledak-meledak seperti ini, kan kami sudah seperti Rusia-Ukraina saja. Kami sebagai pelanggan, seperti mendengar cerita lama,” pungkasnya. (adi/jon)