DENPASAR – 60 karya seni menggambar dengan berbagai jenis ornamen Bali dipamerkan di Panti Asuhan Hindu Dharma Jati II, Penatih Denpasar, Minggu (18/9/2022).
Pameran puluhan karya anak -anak panti asuhan ini merupakan hasil pelatihan menggambar ornamen Bali oleh Tim Pelaksana Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang terdiri dari tiga dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dibantu dua orang mahasiswa.
Ketua Tim Pengabdian PKM, Ir. Mercu Mahadi mengatakan, pameran diikuti 10 anak -anak Panti Asuhan Dharma Jati II, yang sebelumnya dibina dan dilatih selama enam bulan mulai April-September 2022.
“ Dalam pelatihan dilaksanakan tiga kali dalam satu bulan, materi yang diberikan adalah teori dan praktek mengambar ornamen tradisional Bali yang terdiri dari ornamen keketusan, ornamen pepatran dan ornamen kekarangan,” kata Mercu Mahadi di sela-sela pembukaan pameran di Panti Asuhan Hindu tersebut.
Menurutnya, penyajian hasil karya anak-anak sangat luar biasa. Kemampuan untuk menyerap serta mengaplikasikan dalam wujud karya dengan baik.
“ Dari metode yang kita berikan sejak awal yang mulanya belum tahu apa-apa hingga seleksi yang kita lakukan sebanyak 10 anak ini, hasil perkembanganya cukup baik,” ungkapnya.
Pameran berlangsung 18 hingga 28 September 2022 itu menampilkan 60 karya berupa gambar ornamen yang terdiri dari tiga jenis ornamen keketusan yaitu keketusan kakul-kakulan, ketusan mas-masan dan keketusan batu timun. Selanjutnya ornamen pepatran yaitu patra punggel, patra ulanda dan patra cina. Sedangkan ornament kekarangan terdiri dari 3 jenis yaitu karang bentulu, karang goak dan karang gajah. Finishing dari karya ini dengan Teknik Sigar Mangsi yang digambar pada kertas A4.
Sementara, Koodinator Pusat Penelitian LP2M PP ISI Denpasar Wayan Suardana mewakili Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Peningkagan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar mengakui karya-karya anak -anak luar biasa.
“Saya merasakan bangga, bisa berdiri disini. Pengelola Yayasan sangat luar biasa, bisa mendidik anak-anak yatim piatu, merupakan tugas mulia. Hadirnya ISI Denpasar, dalam program pengabdian kepada masyarakat ini sangat setrategis untuk mengembangkan bakat anak-anak di bidang seni rupa,” ujar Suadana yang sekaligus membuka pameran.
Dikatakannya, selain tugas pendidik seperti dosen yang mengajar, juga harus melakukan program pengabdian kepada masyarakat.
“ Untuk tahun ini ada 7 kuota PKM, sesuai proposal yang disodorkan pengabdian yang dimenangkan dari Prodi Kriya ini, motivasinya sangat bagus yaitu memiliki motivasi mendidik adik-adik di yayasan mengenalkan ornamen Bali. Bagaimana melestarikan seni Bali, sehingga adik-adik mendapatkan pengetahuan dasar -dasar menggambar, dan hasilnya luar biasa, tiga jenis ornamen Bali telah mampu dipelajari dengan baik,” ungkapnya.
Salah seorang siswa Ni Made Dewik Sumawati (16) mengaku senang bisa mengikuti pelatihan menggambar ornamen tradisional Bali. Awalnya dirinya mengaku susah mengikuti menggambar ,namun akhirnya mengasyikan. “ Awalnya susah, tapi setelah dipelajari dan dilatih akhirnya sangat menyenangkan,” ucap siswa kelas 2 SMA ini.
Wayan Nika selaku Ketua Yayasan Dharma Jati, menceritakan, kegiatan anak -anak panti fokus pada sekolah dan kegiatan keseharian dengan membentuk kemandirian.
“Kami ajarkan bagaimana cara hidup itu dijalankan dengan kejujuran, modal utamanya itu,” ucap Nika.
Anak-anak yang ditampung di yayasan ada 51 orang, dan 20 orang di antaranya mendapat beasiswa kuliah di perguruan tinggi. Sedangkan lainnya masih SD, SMP maupun SMA. (sur)