KLUNGKUNG– Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bakal diterima oleh sopir angkutan umum di Kabupaten Klungkung diharapkan dapat meringankan beban mereka akibat dampak kenaikan harga BBM
Pemkab Klungkung mengalokasikan anggaran sebanyak Rp2,6 miliar untuk perlindungan sosial. Dari angka itu, salah satu sasaran adalah sopir angkutan umum. Sebanyak 147 sopir angkutan umum bakal menerima bantuan tersebut.
Bantuan tersebut merupakan kompensasi subsidi BBM.
Sopir angkutan umum bakal menerima BLT sebesar Rp 150 ribu selama tiga bulan. Total yang akan diterima selama tiga bulan sebesar Rp 450 ribu.
Baca Juga : Dua Kandidat Bersaing Rebut Kursi Direktur RSUD Klungkung, Warga : Seleksi Mesti Profesional
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, Komang Sudiarta menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat lintas instansi, terkait dengan penyaluran bantuan kepada para sopir angkutan umum pasca kenaikan harga BBM.
“Rencananya ada sekitar 147 sopir angkutan umum di Klungkung, yang akan menerima BLT (bantuan langsung tunai) senilai 150 ribu selama tiga bulan. Jadi totalnya, sopir mendapatkan 450 ribu,” ujar Sudiarta.
Terkait kapan dan teknis penyalurannya, menurut pejabat asal Nusa Penida ini masih harus dibahas. Termasuk apakah nantinya diperbolehkan, para sopir angkutan umum ini menaikan tarif walaupun telah mendapatkan BLT dari Pemkab Klungkung sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.
“Senin kami rapatkan dulu. Pada intinya bantuan ini untuk penanganan dampak inflasi pasca kenaikan harga BBM,” jelasnya.
Baca juga : Polisi Sita Buku Jihad dan Anak Panah dari Kos Terduga Teroris di Denpasar, Begini Penuturan Orang Tuanya
Kabid Angkutan Dishub Klungkung, Nengah Suijana menambahkan penyaluran bantuan langsung tunai ke para sopir angkutan umum ini masih menunggu petunjuk penganggaran dari BPKPD dan Baperlitbang.
“Kami masih menunggu petunjuk dan penganggaran dari BPKPD dan Baperlitbang, karena bantuan itu diberikan berbagai aspek. Mulai dari UMKM, nelayan, dan transportasi,” jelasnya.
Salah seorang sopir angkutan desa,Wayan Murjana menyatakan, sopir sangat berat hati menerima kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Sebab, ia melihat dampak kenaikan BBM tidak saja menyebabkan biaya operasional meningkat, juga dampak lain pasti dirasakan oleh sopir angkutan umum.
“Sama seperti masyarakat lainnya terutama kami yang ekonomi lemah, keberatan harga BBM naik. Tapi kami tidak bisa berbuat banyak, karena ini sudah diumumkan pemerintah. Masalahnya tidak saja biaya operasional yang jadi beban kami, apalagi penumpang sepi. Harga barang kebutuhan sehari-hari pasti naik, ini juga nambah berat beban hidup kami,”kata Murjana disela-sela menunggu penumpang di dekat Pasar Galiran Klungkung, Minggu (11/9).
Namun, ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas kepedulian memberikan BLT sebagai bentuk kompensasi kepada masyarakat ekonomi lemah.
“Walaupun uang 450 ribu itu paling bertahan dalam satu minggu, tapi itu (bantuan) bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat kecil,” katanya. (yan)