TABANAN – Persoalan klasik alat berat rusak terus terjadi di TPA Mandung, Kerambitan. Akibatnya truk sampah tidak bisa masuk, sehingga sampah menumpuk di setiap tempat pembuangan sementara, karena tak terangkut.
Kasus rusaknya alat berat berupa excavator dan loader (bulldozer) yang ada di TPA Mandung kerap terjadi. Kalau sebelumnya excavator yang rusak, kini giliran loader yang rusak sejak Jumat lalu. Praktis, sejak saat itu, truk sampah belum bisa masuk ke TPA membawa sampai. Bersyukur, sejak minggu sore, loader sudah bisa diperbaiki, sehingga pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kembali normal. Namun hal tersebut tidak bisa serta merta seluruh sampah khususnya di Kota Tabanan dan kediri terangkut ke TPA.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan I Gusti Putu Ekayana ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Diakui, sebelumnya loader sempat rusak, sehingga sampah yang ada tidak bisa didorong ke atas atau ke belakang dan masih menumpuk di pintu masuk. Hal ini membuat truk sampah baik milik Pemkab maupun masyarakat sempat tidak bisa membawa sampah.
“Loader (bulldozer) sempat rusak , dan mulai Minggu sore sudah kembali normal setelah dilakukan perbaikan,” ungkap Ekayana, Senin (29/8/2022).
Diakui, dengan kerusakan alat berat loader tersebut, membuat penangan sampah terutama di TPS juga terhambat. Sehingga sampah di setiap TPS penuh bahkan meluber.
“Pastilah, ketika alat berat rusak, sampah tidak bisa masuk, maka sampah di TPS menumpuk bahkan meluber. Syukur, sudah kembali normal, dan sampah kembali terangkut meski tidak bisa dengan cepat,” sebutnya.
Dikatakan, mantan Kabag Ekonomi Setda Tabanan ini, pihaknya tidak bisa memaksakan petugas bekerja dengan maksimal. Karena rata-rata petugas angkut sampah ini sudah tua. Selain itu, kendaraan juga sudah berumur, tidak berani dipaksakan bekerja maksimal.
“Petugas dan alat angkut tidak berani dipaksakan, namun saya pastikan seluruh sampah di TPS segera terangkut,” tandasnya.
Diakui, TPA Mandung sebenarnya memiliki dua excavator dan dua bulldozer, namun satu excavator dan bulldozer rusak. Sehingga praktis hanya satu excavator dan satu bulldozer yang bisa digunakan dan itupun juga sering rusak karena umur sudah tua. Alat berat ini sudah digunakan sejak tahun 2007 lalu dan memerlukan biaya perbaikan yang cukup besar.
“Kami memang mengusulkan untuk pengadaan alat berat, namun karena keterbatasan anggaran , kami maksimalkan yang ada. Apalagi harga alat berat berkisar Rp 800 Juta-1,5 Miliar. Bersyukur biaya perawatan termasuk biaya operasional mendapatkan anggaran yang memadai,” jelasnya.
Ditambahkan, produksi sampah yang kebanyakan rumah tangga yang dilayani DLH Tabanan antara 86-94 ton perhari. Hal ini tentu sangat menjadi beban dengan keberadaan TPA Mandung yang hanya seluas 2,7 hektar. Salah satu solusi yakni dengan mengoptimalkan peran bank sampah dan penanganan sampah berbasis sumber dengan mengaktifkan TPS 3R.
“Kalau itu (Bank sampah dan TPS 3R) bisa dimaksimalkan, maka sampah yang masuk ke TPA akan berkurang banyak. Namun sejauh ini , keberadaan 43 TPS 3R yang ada belum maksimal dalam pengurangan volume sampah ke TPA. Ini yang kami terus upayakan,” pungkasnya. (jon)