DaerahJembrana

Proyek Pemasangan Bronjong di Sungai Yeh Satang Mendoyo Disorot Warga, Wabup Jembrana Turun Tangan

Wabup Patriana Krisna mengecek proyek pemasangan batu bronjong di bantaran Sungai Yeh Satang, di Banjar Loloan, Desa Medewi, Mendoyo.

JEMBRANA – Adanya pengerjaan proyek pemasangan batu bronjong di bantaran Sungai Yeh Satang, di Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Mendoyo mendapat keluhan warga. 

Pengerjaan proyek yang merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) PLN untuk pemeliharaan aset Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang berada di wilayah itu, tanpa sosialisasi ke masyarakat penyanding. Pengambilan material batu di sekitar sungai juga menjadi sorotan.

Pengerjaan pemasangan batu bronjong, sejatinya sudah berjalan sebulan. Namun pihak proyek tanpa memasang  papan informasi mengenai proyek tersebut di lokasi. Demikian pula warga maupun aparat desa, tak mengetahui keberadaan proyek di bantaran sungai itu. 

Mirisnya lagi, pekerja memasang batu mereka ambil dari sungai tanpa mendatangkan material dari luar. “Padahal dananya miliaran, kok ambil tanpa seijin yang punya sungai,” kata warga sekitar.

Terkait dengan adanya proyek mengambil material batu di sungai tersebut, Camat Pekutatan, I Wayan Yudana, mengakui tidak  ada pemberitahuan ke pihaknya di kecamatan. 

“Mestinya sebelum adanya proyek apapun harus melakukan pemberitahuan terlebih dahulu, namun ini tidak ada, proyek juga kabarnya tanpa memasang  plang, itu prosesnya bagaimana, itu harus ada keterbukaan ke masyarakat,” terangnya. 

Gede Nesa yang mengaku sebagai Pelaksana Proyek dari  PT. Panji Denpasar selaku pihak rekanan ditemui di lokasi mengatakan, pengerjaan pemasangan batu bronjong di bantaran Sungai Yeh Satang, sudah berlangsung 30 hari dengan melibatkan 25 pekerja.

Mengenai proyek diakuinya sumbernya berasal  dari Corporate Social Responsibility (CRS) PLN. Dia bekerja sudah sebulan,  tanpa memasang papan proyek, demikian pula menggunakan material batu di sungai setempat. 

“Untuk pengambilan batu sudah seizin pemilik tanah sekitar sungai, kami gunakan batu ukuran sedang untuk di dasar, nanti untuk pemasangan batu bagian atas, baru mendatangkan material lain, seijin ke warga yang tinggal di sekitar sungai,” akunya sembari berjanji akan memasang papan proyek segera.

Adanya persoalan di proyek ini mendapat perhatian Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna. Wabup Patriana didampingi Camat Pekutatan, I Wayan Yudana, Perbekel Medewi, I Nengah Wirama, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), I Gusti Ngurah Ketut Sudarma, serta Kelihan Banjar Loloan, I Ketut Mudiatdana menemui pelaksana proyek, Gede Nesa di lokasi. 

Wabup Patriana mempertanyakan tentang pengerjaan proyek melalui dokumen perencanaan dan RAB proyek, lantaran di lokasi tidak terpasang plang. 

Wabup meminta secepatnya dipasang papan proyek, agar semua yang berkepentingan dan warga mengetahui tentang proyek serta sebagai keterbukaan atas proyek yang berjalan. Selain itu, para pekerja diingatkan menggunakan alat keselamatan kerja (K3), seperti helm karena pekerjaan yang beresiko. 

“Selain itu saya berharap pihak pelaksana proyek juga diminta berkoordinasi dengan aparat desa untuk saling terbuka dan mengingatkan agar kegiatan proyek berjalan seperti apa yang direncanakan,” kata Wabup.

Sementara Gede Nesa menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan pemasangan plang proyek. Dia berjanji besok akan pasang plang. (ara,dha)

Back to top button