BANGLI-Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali berimbas pada sektor pertanian dan perikanan. Terbukti, sejak dibukanya kepariwisataan Bali, permintaan ikan mujair di kawasan Danau Batur, Bangli terus mengalami kenaikan. Malahan, saat ini petani kewalahan melayani order rumah makan maupun restoran.
Salah seorang petani ikan di Danau Batur, Kintamani, I Nengah Maradona saat dihubungi , Selasa (2/8/2022) mengakui belakangan ini permintaan ikan mujair terus mengalami kenaikan. Peningkatan pesanan melonjak drastis.
“Permintaan ikan perharinya mencapai 4 hingga 5 ton, baik ikan ukuran sedang maupun besar. Sekarang kita kebetulan tengah memasuki panen sehingga ini merupakan berkah bagi kami,”bebernya.
Sebut pria yang pasih dipanggil Donal ini, waktu parahnya Covid-19 yang mana berimbas pada ditutupnya sejumlah objek wisata, merupakan pukulan berat bagi petani ikan di kawasan Danau Batur. Permintaa sangat lesu, sementara harga pakan tetap melambung sehingga membuat petani meradang.
“Syukur saat ini kerugian saat masa pandemi Covid sedang memuncak, bisa tertutupi. Astungkara pertumbuhan ikan juga sangat bagus,”tuturnya.
Kata dia, pesanan paling banyak datang dari sejumlah rumah makan , restoran dan hotel di Bali. Sementara soal harga jual, saat ini harga ikan menembus angka Rp 28 ribu perkilonya. Sebelumnya harga ikan hanya berkisar Rp 25 ribu sekilo.
“Pesanana ada dari Denpasar , Gianyar dan daerah yang lain,”ungkap Donal.
Sementara sejumlah petani lainnya, juga mengungkapkan hal yang sama. Dimana, pemasaran ikan mujair produksi Danau Batur sagat bergantung dengan pariwisata Bali. Kunjungan wisatawan meningkat, maka otomatis permintaan akan ikan naik. “Kita sangat bersyukur saat ini kunjungan wisatawan ke Bali naik, jadi produksi ikan terserap oleh pasar,”ujar petani lainnya, I Gede Koyan. (dus,yan)