BULELENG – Penerapan Tata Kehidupan Era Baru Di Provinsi Bali mulai tanggal 9 Juli 2020, tak hanya disikapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dengan penyatuan pemahaman semua komponen tentang New Normal sehingga bisa diterapkan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pemkab Buleleng melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTP2) Covid-19 Kabupaten Buleleng juga telah menutup Pos Sekat di Desa Tembok Kecamatan Tejakula.
“Penutupan dilakukan karena dari frekuensi pemeriksaan yang dilakukan sangat rendah. Itu berarti mobilitas warga masyarakat disana juga rendah,” tandas Sekretaris GTP2 Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, Kamis (9/7/2020) siang saat menggeber perkembangan terkini penanganan Pandemi Covid-19 di Kabupaten Buleleng.
Selain itu, kata Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng, sampai saat ini tidak ada kasus yang serius pada wilayah tersebut. Sehingga, tidak alasan untuk pos sekat penyebaran Covid-19 di Desa Tembok tersebut diperpanjang. ‘Mulai tanggal 9 Juli 2020 juga telah diterapkan tata kehidupan era baru oleh Pemprov Bali. Tentunya, harus lebih rileksasi lagi,” jelasnya.
Penutupan Pos Sekat Desa Tembok dilakukan mulai Jumat, 10 Juli 2020. “Sementara Pos Sekat Labuan Lalang Kecamatan Gerokgak tetap beroperasi. Selain mobilitasnya masih sangat tinggi, yang melewati Labuan Lalang juga banyak dari provinsi dengan kasus Covid-19 masih masif,” tandasnya.
Sesuai surat Bupati Buleleng, penyekatan dilakukan selama 30 hari, terhitung mulai 23 Juni 2020.”Berarti di Labuan Lalang akan ditutup tanggal 23 Juli 2020,” tegasnya.
Terkait data terkini penanganan Covid-19, Suyasa mengungkapkan jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi sampai dengan Kamis (9/7/2020) adalahi 103 orang dengan rincian 90 orang sembuh, 12 orang dirawat RSP Giri Emas dan 1 orang dirujuk ke Denpasar. ‘Pasien terkonfirmasi asal Buleleng yang ditangani oleh GTP2 Bali sebanyak 4 orang,” imbuhnya.
Kumulatif Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 124 orang, dengan rincian 113 selesai masa pantau dan 10 ODP dinyatakan terkonfirmasi. Sementara Orang Tanpa Gejala (OTG) kumulatif 2.016 orang, dengan rincian 1.724 sudah selesai masa pantau, 203 orang karantina mandiri, 3 orang dirawat di RSP Giri Emas dan 86 OTG terkonfirmasi. “Untuk pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari daerah terjangkit atau wilayah transmisi lokal (tanpa gejala) kumulatif sebanyak 4.122 orang, 4.094 sudah berakhir masa pantau dan 28 masih dalam pemantauan,” pungkasnya. (kar)