KLUNGKUNG- Berbagai kalangan merespon positif kebijakan strategis Gubernur Bali I Wayan Koster, memberikan insentif kepada perbekel dan bendesa. Respon itu datang dari salah seorang anggota DPRD Bali Ketut Juliarta dan Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Klungkung Dewa Made Tirta.
Keduanya mengusulkan, perhatian jangan berhentipada perbekel dan bendesa. Tapi juga kepada kelian banjar adat. Sebab, kedua tokoh ini menilai, beban dan tanggung jawab kelian banjar juga cukup berat.
“Kelian banjar adat ini menjadi ujung tombak pelayanan yang langsung bersentuhan dengan krama banjar adatnya. Kelian banjar selain menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan agama, adat dan budaya, kelian banjarlah yang menggerakan warga saat ada program dari pemerintah. Kelian banjar pula yang mendampingi bendesa dalam beberapa kegiatan di adat.Untuk itu, kelian banjar perlu juga diperhatikan,” kata Juliarta, Senin (10/1/2022).
Juliarta menegaskan kedepan jika keuangan Pemprov Bali memungkinkan, insentif agar diberikan juga kepada kelian banjar. Sebab, tugas kelian banjar juga sama beratnya seperti tugas-tugas bendesa.
Bendesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Klungkung, Dewa Made Tirta juga menyampaikan hal serupa. Kata Dewa Tirta tugas sebagai kelian banjar, mengurus administrasi hingga mengurus adat serta mengatur krama banjar cukup berat ditengah gempuran modernisasi.
“Kewajiban kelian banjar yang secara langsung bersentuhan dengan krama banjarnya memiliki tugas yang luar biasa bebannya. Perlu juga perhatian dari pemerintah dan disadari semua pihak,” tandas Dewa Tirta yang juga seorang pendidik ini. (yan)