BANGLI – Rumah yang ditempati lima warga di kaki perbukitan Kintamani, Bangli, porak poranda dihantam tanah longsor akibat gempa bumi 4,8 skala richter, Sabtu 16 Oktober 2021. Musibah itu merenggut nyawa Ni Kadek Wahyu Antari (25) dan keponakannya, Lionel Adi Putra (8).
Sedangkan tiga orang yaitu Made Mudawati (42), Nopa Nopita Sari (18) dan I Gede Solikin (28) dilaporkan selamat. Dua orang mengalami patah tulang dirawat di RSUD Bangli dan dan satu orang luka ringan dibawa ke Puskesmas Kintamani IV.
Perbekel Desa Abang Batu Dinding, I Made Diksa saat ditemui di lokasi menuturkan, saat kejadian para korban sedang tertidur lelap. Tiba-tiba, mereka dikagetkan oleh guncangan gempa yang cukup keras disusul gemuruh tebing. Tidak lama, rumah mereka diterjang material. “Semuanya kalang kabut menyelamatkan diri,”tutur Diksa yang juga kerabat para korban.
Ni Kadek Wahyu Antari berupaya menyelamatkan Lionel Adi Putra. Korban menggendong keponakannya itu lari ke arah Danau Batur. Naasnya, keduanya dihadang oleh jurang kemudian tubuhnya terkena bebatuan dari runtuhan tebing di atas rumah. “Tubuh mereka tertimbun bebatuan,”ujar Diksa.
Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan mengungkapkan, tanah longsor terjadi akibat gempa bumi dini hari tadi sekitar pukul 04.00 wita. Setidaknya, ada 8 titik longsor termasuk tanah longsor yang menimpa rumah korban. “Ada 4 korban yang sempat tertimbun, dua bisa diselamatkan dan dua meninggal dunia,”ujar Kapolres.
Pihaknya bersama TNI, BPBD Propinsi Bali, Kabupaten Bangli serta intansi terkait bersama sama melaksanakan evakuasi terhadap korban tanah longsor. “Karena akses jalan darat tertutup oleh timbunan longsor kami menggunakan jalur air sehingga para korban diangkut menggunakan boot (kapal) oleh anggota kami,” ucap Kapolres. (dus)