KLUNGKUNG- Warga Desa Lembongan, Nusa Penida yang tersebar di dua pulau, Pulau Ceningan dan Pulau Lembongan selama ini dihadapkan pada masalah air bersih.
Demikian pula warga Desa Jungutbatu, belum bisa menikmati pelayanan PDAM. Sebab, di dua desa tersebut sama sekali tidak terdapat sumber mata air yang bisa dikelola oleh PDAM. Warga setempat menghandalkan air bawah tanah yang biaya produksinya lumayan besar.
Pengelolaan sea water reverse osmosis (SWRO) yang ada di Pulau Ceningan juga belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih di dua desa tersebut. Lantaran debut air sistem SWRO masih kurang.
SWRO merupakan sistem pengelolaan air laut menjadi air tawar untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan, Nusa Penida.
Mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Klungkung melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Panca Mahottama melakukan optimalisasi pengelolaan SWRO yang ada di Pulau Ceningan serta membangun baru pengelolaan SWRO untuk melayani warga Desa Jungutbatu di Pulau Lembongan bekerja sama dengan pihak swasta.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menugaskan PDAM Panca Mahottama untuk segera turun mendata berapa permintaan masyarakat akan air minum.
Sehingga SWRO yang sudah dikerjasamakan dengan pihak ketiga bisa segera berproduksi untuk memenuhi permintaan masyarakat akan air minum.
Suwirta juga mensosialisasika proyek SWRO kepada warga Lembongan dan Jungutbatu, bertempat SDN 2 Lembongan, Minggu 26 September 2021.
“Saya tugaskan PDAM segera turun melakukan pendataan sehingga air minum bisa diproduksi untuk memenuhi sesuai jumlah permintaan warga,” pinta Bupati Suwirta.
Terkait harga per meter kubik bervariasi mulai Rp 38 ribu, tergantung kelompok pelanggan, seperti rumah tangga, pemerintahan, niaga kecil, niaga besar dan jenis kelompok lainnya.
Dirut Perumda Panca Mahottama Nyoman Renin Suyasa, menyampaikan SWRO yang ada saat ini di Pulau Ceningan, kapasitasnya baru 5 liter per detik. Tahun ini dilakukan optimalisasi oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida.
Optimalisasi menjadi 15 liter per detik. Kapasitas ini standarnya hanya mampu melayani 1.500 sambungan rumah. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang ada di Pulau Ceningan dan Pulau Lembongan sekitar 2.900 kepala keluarga. Dari angka itu, pihak Perumda Panca Mahottama kekurangan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan air di dua pulau yang dikenal sebagai kampungnya turis di Kabupaten Klungkung.
“Artinya kekurangan kapasitas. Optimalisasi jaringan sampai di Desa Lembongan. Desa Jungutbatu belum bisa dilayani termasuk belum untuk komersial. Sehingga Pemkab melalui Perumda Panca Mahottama mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga,” demikian Renin Suyasa. (yann)