KLUNGKUNG- Pertamina terus mendorong penggunaan produk BBM berkualitas dan ramah lingkungan. Melalui Program Langit Biru (PLB) Pertamina memberikan edukasi, promosi sekaligus sosialisasi penggunaan Pertalite kepada nelayan di Kabupaten Klungkung, Rabu 15 September 2021 di Pantai Pesinggahan, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan.
Difasilitasi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Pertamina ingin mengajak masyarakat berkontribusi langsung mengurangi dampak emisi gas buang terhadap kesehatan lingkungan melalui PLB.
Sales Branch Manager V Pertamina Arnaldo Andika P kepada nelayan menyampaikan, secara proporsi gasoline (BBM jenis bensin) Provinsi Bali, jumlah pengguna BBM premium lebih sedikit (3,7 persen) dibandingkan pengguna BBM jenis Perta Series. Tapi untuk Kabupaten Klungkung, penggunaan BBM jenis premium tergolong masih cukup tinggi yakni sekitar 36,6 persen.
Meskipun dalam grafik yang disampaikan Arnaldo, penggunaan Pertalite di Kabupaten Klungkung sudah menembus angka 45,5 persen. Seperti diketahui jenis BBM Premium memiliki Research Octane Number (RON 88) rendah yang memiliki kandungan sulfur tinggi. Sedangkan jenis Pertalite memiliki RON tinggi yakni RON 90. Sehingga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi.
“Program Langit Biru merupakan program nasional. Program ini sudah didukung oleh kepala daerah (bupati) dan stakeholders lainnya. Stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) di Kabupaten Klungkung yang masih menjual premium, di kabupaten lain sudah pakai pertalite,” ungkap Arnaldo.
Untuk itulah ia mengajak nelayan di Kabupaten Klungkung ikut mendukung program pemerintah dengan cara menggunakan pertalite, guna mengurangi pencemaran udara. Keuntungan lain menggunakan pertalite selain ramah lingkungan juga lebih irit.
Sejumlah nelayan menyambut positif program Langit Biru ini. Namun nelayan berharap untuk keberlanjutannya agar diberikan subsidi. Sebab, saat ini tingkat kesejahteraan nelayan terutama di Kabupaten Klungkung masih jauh dari harapan. Bahkan, nelayan yang masih beraktifitas secara tradisional ini kerap merugi, karena hasil tangkapan tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
“Selama ini kami memang pakai premium. Tapi nyatanya kami sulit juga mendapatkan premium. Kalau nelayan pakai premium (jumlahnya) kecil sekali, maksimal sepuluh liter. Kalau pakai pertalite (tanpa subsidi) nelayan bisa mati suri. Karena hasil tangkapan tidak sesuai dengan biaya operasional. Mohon ini dicarikan solusi agar nelayan bisa bertahan,” ungkap Ketua Gabungan Kelompok Nelayan Kabupaten Klungkung Komang Suwidep.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Dewa Ketut Sueta Negara menambahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan memfasilitasi agar program pemerintah terkait penggunaan BBM berkualitas dan ramah lingkungan berjalan sesuai harapan.
“Apalagi ada Peraturan Pemerintah dan Peraturan Gubernur Bali, ini wajib kita dukung bersama demi penyelamatan lingkungan. Soal aspirasi nelayan, nantinya pasti akan menjadi bahan pertimbangan di pusat,” imbuhnya.
Program Langit Biru secara resmi akan mulai diberlakukan di Kabupaten Klungkung pada 3 Oktober 2021. Dengan tahapan pelaksanaan 3 Oktober 2021 hingga 6 November 2021, diberlakukan harga pertalite sama dengan harga premium yakni Rp 6.450 per liter. Mulai 7 November 2021 hingga 4 Desember 2021, pertalite dengan harga Rp 6,850 per liter.
Mulai 5 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022, pertalite harga Rp 7.250 per liter. Per tanggall 2 Januari 2022 mulai diberlakukan pertalite dengan harga normal. (yan)