KLUNGKUNG- Wilayah Kabupaten Klungkung dikepung bencana longsor dan banjir. Setelah Klungkung diguyur hujan deras sejak Rabu 4 Agustus 2021 pukul 21.00 wita hingga Kamis 5 Agustus 2021 dini hari wita.
Sejumlah fasilitas umun, rumah warga hingga pura rusak berat tertimpa bencana. Wilayah Kecamatan Dawan dilaporkan paling banyak mengalami bencana.
Salah satunya Pura Manik Mas di Dusun Kanginan, Desa Paksebali rusak berat akibat tertimpa longsor. Belasan pelinggih hancur bahkan ada yang tertimbun tanah.
“Kejadian diperkirakan sekitar pukul 02.00 dini hari. Warga mendengar suara gemuruh setelah dicek pagi-pagi, ternyata Pura Manik Mas diterjang longsor,” tandas salah seorang prajuru pura I Wayan Jaya, Kamis 5 Agustus 2021.
Padahal kata dia, pura yang diempon 85 kepala keluarga ini akan melaksanakan pujawali (odalan) pada Rabu 11 Agustus 2021.
“Atas musibah ini kami akan rapatkan dulu dengan pengempon,” imbuhnya.
Bencana lainnya, Pura Tirta Suci di Desa Dawan Kaler, juga bernasib sama. Pelinggih pura rusak diterjang longsor. Masih di Kecamatan Dawan, Sungai Banges di Desa Pesinggahan meluap mengakibatkan perkampungan warga terendam banjir.
Di Desa Dawan Kelod, Kantor Camat Dawan, puskesmas pembantu terendam banjir. Di Desa Besan, tebing longsor menutupi akses jalan.
Sementara di Kecamatan Klungkung, Jalan Antosari, Semarapura Tengah rusak berat akibat banjir. Parkir Pura Taman Sari di wilayah Besang Kawan, Semarapura Kaja ambrol. Pura Tirta Celempung juga terendam lumpur.
Ada pula tembok milik warga Semarapura Kaja ambrol akibat digerus banjir. Di perbatasan Semarapura Kaja-Desa Manduang pohon tumbang menutup akses jalan utama.
“Ada beberapa jalan rusak dan kami sudah tindak lanjuti dengan bersurat ke Dinas PU,” ungkap Lurah Semarapura Tengah I Wayan Iwan.
Kecamatan Banjarangkan juga tidak luput dari bencana. Di Dusun Beneng,Desa Getakan, terjadi pohon tumbang. Pun di Desa Aan juga terdapat bencana pohon tumbang.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Klungkung Putu Widiada menyatakan pihaknya masih melakukan penanganan dan pendataan kerugian akibat bencana.
“Kami masih di lapangan, pendataan masih dilakukan,” kata Widiada. (yan)