BANGLI – Di tengah lonjakan harga labu siam (Jepang), petani di Desa Siakin, Kintamani, Bangli, malah merugi. Sebab, sayuran kaya serat berwarna hijau itu membusuk akibat serangan lalat buah.
Petani I Nyoman Sumantra mengaku serangan lalat buat kian mengganas. “Biasanya jenis lalat buah ini menyerang buah jeruk, tapi sekarang menyerang tanaman labu siam,”kata Sumantra, Selasa 9 Maret 2021.
Kemunculan binatang tersebut disinyalir karena tingginya curah hujan yang mengakibatkan kelembaban pada lahan labu siam. “Banyak petani sampai membabat tanaman labu siam karena lalat ini menyerang batang tanaman hingga buah,”ungkapnya.
Petani setempat melakukan berbagai upaya dengan memasang perangkap serta tidak melakukan pemangkasan daun agar tanaman rimbun dengan tujuan lalat sulit masuk. Namun, cara tersebut justru membuat rumah rambatan labu siam malah roboh akibat terlalu berat. “Kami juga mencoba menggunakan petrogenol, tapi tetap tidak efektif,”ujarnya.
Perbekel Siakin I Gede Disi mengatakan, serangan lalat buah mengakibatkan petani merugi. Padahal, harga labu siam di pasaran Rp 125 ribu per 200 biji. “Karena serangan lalat buah ini, para pengepul kesulitan menjual Jepang (labu siam) ke luar daerah,”katanya. (dus)