KLUNGKUNG-Palingih Bedugul yang berdiri dialur Sungai Unda barat di perbatasan Dusun Sangging-Dusun Kacangdawa,Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, “bangkit” lagi (ditemukan) setelah terkubur lahar Gunung Agung 57 tahun silam.
Palinggih Bedugul yang diyakini sebagai tempat penghayatan (memuja) Bhatari Uma, ditemukan dalam kondisi masih utuh berdiri tegak dengan ketinggian bangunan mencapai 2 meter di kedalaman sekitar 5 meter lebih. Situs itu ditemukan setelah dilakukan penggalian tepat pada Hari Tilem Sasih Desta,Jumat (22/5/2020).
Penuturan Kelihan Pura Puseh Katyagan, Ida Bagus Ketut Danendra, pertama kali ditemukan bagian atap palinggih. “Terus dilakukan penggalian hingga semua struktur bangunan kelihatan,” tandas Danendra, Selasa (26/5/2020).
Ia menceritakan, penggalian situs di sekitar Pura Puseh Katyagan, berkaitan dengan rencana penyusunan purana Pura Puseh Katyagan serangkaian karya agung di pura setempat. “Karena karya ditunda akibat pandemi Covid-19, maka kami berinisiatif menyusun purana. Nah untuk melengkapi purana, kami dapat cerita daripada tetua, kalau di sekitar pura banyak terdapat situs. Maka kami mulai melakukan penggalian di beberapa lokasi sesuai petunjuk sulinggih dan orang pintar,” cerita Ida Bagus Danendra yang juga mantan kades Kamasan ini.
Diperkirakan ada lima palinggih di sekitar Pura Puseh Katyagan yang dulunya terkubur lahar Gunung Agung, seperti Palinggih Pemajangan, Palinggih Bedugul,Palinggih Gunung Batur, Palinggih Surya, Palinggih Batu Lapak.
Kabid Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan Pemuda Dan Olah Raga, Wayan Sumerta menyatakan paska penemuan situs itu, dirinya bersurat ke Balai Pelestari Cagar Budaya Bali serta Balai Arkeologi guna memastikan apakah situs itu masuk peninggalan purbakala dan bagaimana pelestarian kedepannya. (yan)