
BADUNG – Lurah dan perbekel se-Kecamatan Kuta Selatan bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) sepakat untuk secara bersama-sama melakukan langkah penanganan terhadap persoalan kesemrawutan utilitas kabel di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Langkah perdana akan dilakukan pada Jumat (28/2/2025) mendatang.
Seperti diketahui, sebagai wilayah tujuan pariwisata internasional, Kuta Selatan masih dihantui permasalahan kabel semrawut. Kondisi semacam itu dapat ditemukan pada banyak ruas jalan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan.
Menyadari hal tersebut, atas inisiatif dari Camat Kuta Selatan, digelarlah sebuah rapat koordinasi (rakor) bersama para lurah/perbekel se-Kuta Selatan, pada Jumat (21/2) lalu. Dalam kesempatan itu dihadirkan pula para provider telekomunikasi yang tergabung dalam Apjatel.
“Rakor ini bersumber dari banyaknya penyampaian warga berkenaan dengan utilitas. Ada yang menyampaikan adanya utilitas yang terpasang terlalu rendah, tidak rapi, dan lain sebagainya. Seperti di Jalan Goa Gong, pasca terkena cuaca buruk, utilitas di sana jadi terkesan semrawut,” ungkap Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta.
Apjatel sendiri, diakui dia, sesungguhnya sudah melakukan perapian utilitas di beberapa ruas jalan wilayah Kuta Selatan. Perapian dilakukan atas koordinasi dengan lurah/perbekel setempat. Di antaranya seperti di wilayah Kelurahan Benoa dan Jimbaran. “Langkah yang telah dilakukan oleh asosiasi ini tentu patut kita apresiasi. Inilah yang kita dorong menjadi sebuah langkah bersama,” ungkapnya.
Hasil dari rakor tersebut, disepakati untuk melakukan langkah penanganan bertahap. Dimulai dari Jumat (28/2) mendatang, dengan durasi penanganan selama dua jam, dari pukul 09.00 wita – 11.00 wita. “Nanti akan kita undang perbekel dan lurah serta para penyelenggara jaringan pada lokasi yang disepakati,” ungkapnya.
Camat Gede Arta menyadari, durasi tersebut memang terbilang singkat untuk dapat segera menuntaskan persoalan utilitas secara total. Namun baginya, yang terpenting dalam hal ini adalah kemauan dan komitmen bersama.
“Dari rapat tadi, kita pun mengetahui bahwa ternyata semua wilayah ingin mendapatkan jadwal pertama. Hal baik yang dapat kita petik adalah semua lurah dan perbekel ingin wilayahnya tertata rapi. Tapi disisi lain, kita juga harus memahami keterbatasan yang dimiliki oleh pihak provider,” ungkapnya.
Langkah perdana nanti, juga akan dijadikan sebagai momentum pemetaan permasalahan. Karena menurut informasi dari pihak Apjatel, tidak semua provider merupakan anggota Apjatel. Dan provider-provider di luar Apjatel, juga ada yang melakukan pemasangan jaringan di wilayah Kuta Selatan. “Inilah yang kita petakan terlebih dahulu. Dengan target, setidaknya sebelum pengarakan ogoh-ogoh nanti sudah bisa terlihat hasilnya,” pungkasnya. (adi,dha)