Kepala Bidang Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (P3T) Disnakerperin Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, saat menemui Heni Julaeha
JEMBRANA-Alih -alih merubah peruntungan dengan bekerja diluar negeri, Heni Julaeha, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kelurahan Loloan Timur, Kabupaten Jembrana malah mendapat perlakuan kasar dari majikannya di Arab Saudi.
Heni Julaeha sering mendapatkan kekerasan fisik. Akhirnya ia dipulangkan oleh pihak Kedutaan RI dari Arab Saudi.
Heni menceritakan pengalaman pahit dirinya bekerja sebagai asisten rumah tangga selama 6 bulan.
Sang majikan kerap bertindak kasar kepada dirinya.kadang ditendang, dipukul tanpa alasan yang jelas. Selain kekerasan fisik, Heni mengaku sering menerima makian dengan kata-kata kotor yamg dilontarkan majikannya.
Selama bekerja, gajinya tak sepenuhnya dibayar. Ada saja cara sang majikan memperlakukan tak sewajarnya terhadap dirinya.
Heni terbang ke Arab Saudi 27 Juli 2024 dari Banyuwangi dengan menggunakan paspor ziarah.
“Dari awal saya bekerja sudah ada tanda- tanda mendapatkan kekerasan dari majikan perempuan. Baru minggu pertama disana, makian dan kata-kata kasar sudah saya dapatkan.
Padahal tak ada kesalahan, minggu berikutnya mulai ada kekerasan fisik,” tutur Heni kepada wartawan Rabu (22/1/2025).
Saudi 27 Juli 2024 mengunakan paspor ziarah dari Banyuwangi.
Di Arab Saudi, dia bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Nah selama 6 bulan ditempat kerjanya,
Kabar perlakuan kasar itu, akhirnya, sampai terdengar di telingga keluarganya diJembrana, berikut anggota DPRD asal Kelurahan Loloan Timur, H Yunus.
Melalui pendekatan sesama PMI di Arab Saudi, berikut komunikasi ke Komisi IX DPR RI, serta Dinas Tenaga Kerja dan Kedutaan, akhirnya proses pemulanga Heni bisa berjalan hingga ia, bisa dipulangkan dalam kondisi sehat di rumahnya di Jembrana. (ara,yan)