DENPASAR- Griya Agung Beraban Denpasar diselimuti duka mendalam. Hal itu dikarenakan Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga (84) telah ‘lebar’ (meninggal,red) pada Senin (21/1/2025).
Sebelum lebar, Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga telah beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena penyakit kanker yang dideritanya sejak cukup lama.
Terakhir, almarhum kembali di rawat di RS. RSUP Prof. Ngoerah sejak pekan lalu dengan kondisi kesehatannya yang terus menurun dan pada, Senin (20/1) bliau telah lebar di RS. RSUP Prof. Ngoerah pada pukul 07.30 Wita.
Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga merupakan Ayahanda dari Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak. Bliau di Diksa menjadi Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga 24 tahun lalu, di tahun 2001 dengan guru nabe napak dari Griya Agung Bongkasa, Badung (alm). Layon Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga, sejak Senin (20/1/2025) telah disemayamkan di Griya Agung Beraban, Denpasar.
Putra alm yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali Nyoman Kenak menyampaikan, Ida Pandita Mpu Nabe sudah sejak lama mengidap penyakit kanker dan ada gangguan dibagian perut. Kepergian Ida Pandita untuk selama-lamanya meninggalkan seorang istri, 6 orang anak, 13 cucu, dan 5 kumpi.
Selain keluarga besar dari Griya Agung Beraban merasa kehilangan, tentunya dari semeton Pasek di Bali juga sangat kehilangan, mengingat Ida Pandita Mpu merupakan tokoh perjuangan di pasemetonan Pasek termasuk mewujudkan bersama-sama pembangunan Pura Linggih Ida Betara Mpu Gana di Punduk Dawa, Desa Dawan Klungkung.
Sementara terkait prosesi upacara palebon (ngaben,red), I Nyoman Kenak menyampaikan hasil paruman keluarga besar yang melibatkan beberapa Sulinggih, upacara palebon Ida Pandita Nabe akan digelar pada 4 Februari 2025.
“Sebelum upacara palebon dilaksanakan, akan dilakukan upacara nyiramin, melelet narpana agung dan ngaskara pada 28 Januari 2025 pada pukul 12.00 Wita,”ujarnya.
Sebagai seorang anak yang selalu berbakti kepada Ida Pandita Mpu Nabe, banyak kenangan dan tuntutan bliau terhadap semua anak-anaknya.
Ida Pandita Mpu Nabe sejak didiksa menjadi sulinggih, dikenal sebagai sulinggih yang paling disiplin, tepat waktu dalam setiap pelayanan kepada umat. Pun demikian dalam mendidik anak-anaknya dan cucu-cucunya semua.
“Beliau terkenal paling disiplin sampai di kalangan sulinggih tidak pernah telat,”kata Nyoman Kenak yang juga terpilih sebagai Ketua MPGSSR Pusat periode 2025-2030 pada Mahasaba MGPSSR, Desember lalu.
Nyoman Kenak menambahkan, ada kemungkinan Ida Pandita Mpu sudah mendapat pirasat sebelum meninggal. Sebab, sebelum meninggal dunia Ida Pandita Mpu Nabe sudah menyiapkan surat kajang dan kekitir untuk tirta pengentas yang akan dipergunakan saat upacara palebon.
Nyoman Kenak menambahkan, Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga adalah tokoh yang sangat dihormati di Bali, dikenal atas dedikasinya dalam menjaga nilai-nilai budaya dan spiritual Hindu di Bali.
Sehingga, kepergian Ida Pandita Mpu Nabe dirasakan kehilangan besar bagi masyarakat Bali, terutama keluarga besar Pasek yang selama ini selalu didukung dan dipimpin dengan bijaksana olehnya.
Sebelum didiksa menjadi sulinggih atau saat masih walaka, bliau pernah menjadi Kelian Banjar dan Pekaseh Subak Sanglah. (arn/jon)