DENPASAR – Jika dalam dua tahun terakhir Bali selalu menjadi tuan rumah atau host even bulutangkis minimal level nasional, namun di tahun 2025 kemungkinan Bali tak jadi host atau tuan rumah even bulutangkis nasional.
Hanya satu peluang ada di even Asia Junior Championship (AJC). Itupun Pengprov PBSI Bali harus putar otak untuk mencari venue yang tepat.
Kendala utama karena di Bali tak ada GOR Bulutangkis yang representatif. Ini artinya Bali kalah dengan Yogyakarta yang memiliki GOR representatif dengan bisa dibuatkan line atau lapangan pertandingan bulutangkis berjumlah 6 sampai 8 line. GOR bulutangkis di Yogyakarta itu tak lain GOR Amongrogo.
“AJC itu pada tahun 2024 lalu digelar di GOR Amongrogo. Sementara untuk tahun ini, kami dari PBSI Bali masih mencari GOR representatif. Sepertinya kalau untuk AJC tempat yang tepat untuk venue pertandingan ya di hotel mungkin di Nusa Dua,” ungkap Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov PBSI Bali, IGB. Arya Candra Palasara saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).
Helatan AJC memang tidak mudah. Menurut pria yang akrab disapa Tu Gus itu, masih perlu lobi-lobi atau pendekatan-pendekatn dengan pihak PB PBSI. Setelah itu harus mengajukan proposal utamanya venue yang representatif dan masih akan ditinjau PB PBSI. Jika tak standar internasional pastinya akan ditolak jadi tuan rumah.
“Jadi memang tak sembarangan kalau Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulutangkis sepertinya Bali tidak dapat jatah tuan rumah di tahun 2025 ini, Sirnas sudah dihelat di Nusa Tenggara Barat (NTB). Jadi untuk Sirnas bali harus bersabar sampai tahun depan dan semoga Bali bisa menjadi tuan rumah lagi,” harap Tu Gus.
Kondisi tidak adanya GOR Bulutangkis standar internasional di Bali inilah yang menjadi kendala utama.
“Ini bagian dari tantangan Gubernur Bali yang baru nantinya untuk bisa membangun GOR representatif itu. Karena jika ada GOR Bulutangkis level internasional maka akan banyak even-even bulutangkis yang bisa di gelar di Bali dan akan menghidupkan sport tourism. Baik untuk wisatawan mancanegara maupun wistawan nusantara,” demikin Tu Gus. (ari/jon)