DENPASAR – Sekarang ini PB ESI nampaknya masih belum bisa memutuskan antar pemisahan player atau pemain Esport yang profesional atau pro dengan amatir.
Bahkan saat sampai saat ini masih muncul pro dan kontra pemisahan tersebut. Termasuk tuan rumah PON 2028, NTB dan NTT masih membahas hal itu.
Kondisi tersebut diungkapkan Ketua Harian Pengprov ESI Bali, AA. Gde Harya Putra. Manajer tim Esport PON Bali lalu itu menilai jika player profesional dan amatir harus dipisahkan dengan even-even yang sesuai dengan status yang disandang player tadi.
“Memang sudah saat nya dipisahkan. Kalau player pro itu evennya sudah internasional. Bahkan Indonesia sudah beberapa kali juara dunia di Esport. Kalau player amatir kan jelas evennya cukup level nasional tertinggi seperti PON,” tegas Harya Putra saat dikonfirmasi, Minggu (12/1/2025).
Dicontohkannya, seperti di cabang olahraga (cabor) Tinju, antara petinju amatir dan petinju profesional dipisahkan evennya. Dan itu otomatis karena even itu jelas mana untuk pro dan mana untuk amatir.
“Bisa dibayangkan bagaimana player profesional yang sudah juara dunia apakah itu mobile legend atau e-football lalu turun di PON. Apakah tidak tergencet pemain amatirnya. Inilah akan membuat pemain amatir yang baru mencuat akan tenggelam lagi,” urai Harya Putra.
Berdasar pertimbangan itulah lanjutnya, sekarang sudah banyak pengprov ESI menilia jika pemain pro tidak boleh turun di PON 2028 mendatang. Dan itu dinilai logis.
“Perbedaan player Pro itu ada liganya yakni liga 1 dan pemain Pro sistimnya dikontrak oleh klub masing-masing yang merekrutnya di liga 1. Jadi akan jelas kelihatan mana player pro dan mana player amatir,” sebut Harya Putra.
Kabarnya player pro dikontrak oleh klub esport yang merekrut nilainya sampai ratusan juta untuk satu musim atau satu tahun. Klub player amatir sendiri jug memiliki liga yakni liga 2 dan liga 3 untuk esport.
“Dengan demikian maka jika player itu bagus lalu naik liga bahkan sampai masuk liga 1 maka otomatis pemain itu menjadi player profesional. Jadi jelas aturannya kalau dibuat seperti itu,” demikian Harya Putra seraya menambahkan jika player profesional juga dimiliki Bali yang memperkuat klub-klub besar Esport di Indonesia. (ari/jon)