
TABANAN – Warga Desa Pekraman Belulang, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan tengah bersiap melaksanakan rangkaian upacara Pujawali di Pura Kahyangan Jagat Luhur Batu Panes.
Puncak Pujawali bertepatan engan Rahina Buda Kliwon Gubreng atau satu bulan sebelum Hari raya Galugfan, tepatnya Rabu (19/3/2025) mendatang. Selanjutnya dengan nyejer selama tiga hari yang puncaknya mesineb pada Sabtu (22/3/2025) atau Saniscara Pon Gumbreg sehoingga memberi kesempatan pemedeak dari seluruh Bali maupun luar Bali bisa sembahyang.
Pura Kahyangan Jagat Luhur Batu Panes, yang berstatus Kahyangan Jagat dan terletak di jantung (tengah-tengah) Pulau Bali, diyakini sebagai tempat memuja Ciwa Pasupati yuang dikelilingi kolam tanpa tembok penyengker.
Keistimewaan pura ini diperkuat oleh peninggalan purbakala berupa lingga serta arca-arca seperti Arca Ganesha, Arca Durga Mahisasuramardhini, dan Arca Siwa. Ketiga arca tersebut telah mendapatkan perhatian serius melalui program konservasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar Wilayah Kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Uniknya, Pura ini juga memiliki Pura Luhur Beji yang menyimpan sumber mata air panas dengan debit besar. Air dari mata air ini difungsikan sebagai tempat pasraman dan pesucian Ida Batara Luhur Batu Panes. Tak jarang, warga dari berbagai penjuru datang untuk melukat, mandi, dan bahkan mengobati berbagai masalah kulit melalui keajaiban air panas tersebut.
Bendesa Pekraman Belulang I Wayan Suarnata, didampingi oleh Manggala Karya dan Ketua DPRD Tabanan asal Penebel I Nyoman Arnawa, menjelaskan pada Minggu (16/3/2025) bahwa persiapan Pujawali sudah dimulai sejak beberapa hari lalu.
“Persiapan Pujawali sudah dimulai Minggu ini, krama sangat antusias membuat sarana upakara serta ada juga yang bertugas memasang wastra,” ucapnya.
Sebanyak sekitar 250 kepala keluarga dari Desa Pekraman Belulang, Desa Pekraman Wangaya Betan, serta dukungan dari Jro Kompyang Tabanan turut berpartisipasi aktif dalam mempersiapkan rangkaian acara dan upakara.
Manggala Karya, I Nyoman Arnawa, berharap umat Hindu dapat “nangkil” untuk memohon keselamatan dan keajegan jagat Bali. Ia menegaskan bahwa Pura Kahyangan Jagat Luhur Batu Panes memiliki hubungan erat dengan Pura Luhur Batukaru dan diyakini sebagai tempat berstana Bhatara Ciwa Pasupati.
“Besar harapan kami agar umat sedarma bisa menghaturkan srada baktinya ‘nangkil’ demi keajegan jagat,” ujarnya.
Pujawali ini diharapkan tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkokoh identitas budaya dan spiritual warga Belulang demi kemakmuran dan keselamatan bersama. (jon)