
BULELENG – Polres Buleleng melalui Satreskrim menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan oleh tersangka berinisial IGA LY alias Leni (57), IAOSM alias Oky (38) dan IOP alias Intan (38) yang mengakibatkan kematian
Pande Gede Putra Palguna alias Pande alias Dede (53).
Selain melengkapi berkas perkara sebelum dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng, rekonstruksi yang digelar dengan 43 adegan juga dilakukan untuk memperjelas modus, peran dari masing-masing tersangka dan penyebab kematian korban yang ditemukan warga tersangkut pada batang pohon di Hutan Lindung diwilayah Desa Pancasari Kecamatan Sukasada.
“Rekonstruksi dengan 43 adegan ini dilaksanakan untuk melengkapi berkas perkara dan memberikan gambaran secara rinci rangkaian perbuatan yang dilakukan para tersangka terhadap korban,” tandas Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi usai rekonstruksi di pelataran Gedung Dharma Tungga Polres Buleleng, Kamis (27/2/2025).
Kapolres Widwan didampingi Kasatreskrim AKP IGN Jaya Widura, Kasi Humas AKP I Gede Dharma Diatmika, JPU Isnarti Jayaningsih, Dokter Forensik RSUD Buleleng dr. Klarisa dan penasehat hukum tersangka memaparkan, dari rekonstruksi yang dilakukan pada tiga lokasi, 2 diantaranya di Mapolres Buleleng untuk memperagakan aksi, perbuatan tersangka pada sebuah rumah kost dan tempat rencar di Denpasar dan 1 lokasi di Desa Pancasari, tempat korban dibuang.
“Dari 43 adegan yang direkostruksikan mulai pertemuan di tempat kost hingga korban dibuang di Desa Pancasari, ada beberapa tindak kekerasan yang terungkap dan diduga mengakibatkan korban meninggal dunia antara lain ikatan kabel pada pegelangan tangan dan kaki, pukulan menggunakan kaleng obat pembasmi nyamuk dan zat mengandung racun dalam tubuh korban,” tandas Kapolres Widwan dibenarkan dr. Klarisa.
Namun demikian, Klarisa belum bisa memastikan penyebab utama dari kematian korban yang memiliki banyak luka.
Menurut Klarisa, untuk mengetahui penyebab kematian korban masih menunggu hasil pemeriksaan penunjang yakni hasil pemeriksaan ‘histo patologi’ dan temuan zat pada rambut korban.
“Sesuai pemeriksaan di TKP, banyak sekali ditemukan luka-luka dari bagian kepala, punggung hingga kaki. Dari semua luka yang ditemukan, bisa saja semua saling berkontribusi terhadap kematian korban,” jelasnya.
Dari pemeriksaan medis dan otopsi, terungkap tindakan kekerasan pada bagian pegelangan tangan dan kaki yang bukan sekedar ikatan dan luka bakar dengan pola-pola tertentu serta hasil pemeriksaan ‘toksilogi’ yang menunjukan adanya zat kimia beracun.
“Dari hasil otopsi, ada kami temukan zat kimia, dan sudah kami sampaikan kepada Bapak Kapolres,” tandas Klarisa dibenarkan Kapolres Widwan.
Selain memperjelas kronologis, Kapolres Widwan juga berharap hasil otopsi dan rekonstruksi diharapkan dapat menyamakan persepsi pihak terkait dan menyempurnakan pemberkasan kasus tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan kematian korban ini. (kar/jon)