
GIANYAR – Bencana alam puting beliung yang terjadi beberapa waktu lalu memporakporandakan sejumlah titik di wilayah Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Rumah warga dan fasilitas umum pun mengalami kerusakan yang sangat parah. Dari kejadian tersebut, diperkirakan kerugian yang dialami mencapai ratusan hingga miliaran rupiah.
Perbekel Desa Batuan, Ari Anggara, Selasa (18/2) melaporkan, angin puting beliung mengakibatkan lebih dari 4 bangunan di Pura Puseh/Desa roboh dan lebih dari 5 bangunan suci lainnya terdampak.
Kemudian, tiga Pura Pemaksan mengalami dampak yang sama, mulai dari pelinggih, balai gong hingga gedong penyimpenan yang roboh.
Selain itu, sembilan rumah warga mengalami rusak berat, sebagian ada di merajan, bale dangin hingga kamar tidurnya.
Sebanyak lebih dari 50 rumah terdampak ringan, mulai bagian atap yang berterbangan, tembok yang roboh hingga tertimpa pohon yang tumbang dan 1 balai banjar pun turut terdampak dengan hampir seluruh atapnya diterbangkan oleh angin puting beliung dalam hitungan detik tersebut.
“Kami melakukan pendataan, melakukan justifikasi tentang skala kerusakan dan menggunakan skala perbantuan dengan tidak lagi dipatok dengan nominal yang sama. Justifikasi dilakukan secara sederhana namun diupayakan cepat,” ujarnya.
Pihaknya menyiapkan bantuan, rumah yang terdampak tersebut dianggarkan antara senilai Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta dalam bentuk barang bangunan yang dibelikan sebagai mitigasi bencana.
Sementara untuk Pura Pemaksan dan Banjar dianggarkan untuk penanganan awal sebesar Rp2 juta. Sementara untuk Pura Khayangan Tiga Desa/Puseh kami siapkan anggaran punia mitigasi bencana senilai Rp100 juta.
“Telah kami pasang dalam APBDES TA 2025 melalui mekanisme perubahan. Selain itu Pura, Balai Banjar dan Rumah yang Rusak Berat juga kami ajukan ke BPBD Gianyar untuk mendapatkan bantuan tindak lanjut untuk perbaikan,” jelasnya.
Terkait bantuan tersebut, diakuinya tidak besar, namun upaya Pemerintah untuk hadir ditengah masyarakat yang terdampak.
“Tahun ini kami juga telah memasang anggaran kerawanan sosial dalam APBDES kita. Anggaran yang dapat digunakan untuk menyediakan kursi roda, alat bantu dengar dan sejenisnya bagi masyarakat kita yang memerlukan secara mendesak. Selama ini, permintaan atas kerawanan sosial seringkali kita mohon ke supra desa atau CSR, namun kadangkala cepat dan kadangkala lambat. Kami ingin Pemerintah Desa bisa lebih cepat hadir dengan penyederhanaan birokrasi namun tetap transparan, jujur dan akuntabel,” imbuh perbekel termuda di Gianyar ini. (jay)