
Ratusan duktang dikumpulkan di bale banjar Kutamli, Desa Kutampi Kaler, Nusa Penida
KLUNGKUNG – Kepulauan Nusa Penida sebagai pusat destinasi wisata di Kabupaten Klungkung menjadi tujuan utama penduduk pendatang (duktang). Daerah di seberang Selat Badung itu menawarkan kesempatan mendapatkan peluang ekonomi.
Keberadaan penduduk pendatang jika tidak dikelola dengan baik berpotensi memicu munculnya persoalan sosial dan gesekan dengan warga lokal. Mengantisipasi dampak negatif dari duktang, petugas Babhinkamtibmas Desa Kutampi Kaler Aiptu Wayan Putu Darma Susila bersama Kanit Binmas Polsek Nusa Penida Iptu I Wayan Sukadana mengumpulkan 152 duktang di Bale Banjar Kutampi, Senin (17/2) malam.
Sebanyak 152 duktang dari 172 duktang selama ini tinggal sementara di Desa Kutampi Kaler. Kanit Binmas Polsek Nusa Penida menekankan pentingnya saling menghargai dan menghormati antara sesama warga pendatang maupun dengan warga setempat sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan tidak terjadi permasalahan yang memicu perbuatan melanggar hukum.
Mereka diingatkan pepatah, dimana bumi dipijak disana langit dijunjung, yang bermakna warga pendatang agar berperan aktif dalam menciptakan dan menjaga situasi kamtibmas di wilayah Desa Kutampi Kaler sehingga tetap kondusif.
Bhabinkamtibmas juga mengajak warga pendatang supaya tidak sungkan untuk menyampaikan informasi maupun keluhan terkait permasalahan yang dialami kepada Bhabinkamtibmas sehingga ikatan tali silaturahmi tetap terjalin dengan erat.
Kasi Humas Polres AKP Agus Widiono bersama Kapolsek Nusa Penida Kompol Uda Bagus Putra Sumerta mengatakan, kegiatan tersebut bagian dari pembinaan untuk menjaga situasi kamtibmas.
“Bagian dari pembinaan agar situasi kamtibmas senantiasa terjaga,” tandas Agus Widiono.
Keberadaan duktang juga marak di Desa Kutampi. Perbekel Desa Kutampi Wayan Mustika dihubungi, Selasa (18/2) menyampaikan, di wilayah Desa Kutampi sedikitnya terdata 40 duktang.
Mereka sebagian besar sebagai buruh bangunan proyek pembangunan kantor desa,” ungkap Mustika.
Menurutnya,semua duktang di Desa Kutampi sudah mengantongi surat lapor diri. Mustika juga mengatakan sudah mengingatkan duktang agar menjaga dan menghormati lingkungan sosial setempat.
“Saya sampaikan jangan ganggu warga kami. Kalau anda ada yang mengganggu silakan laporkan ke saya. Di sini banyak motor kuncinya nyantol, jangan coba-coba membawa kabur, mau lari kemana (wilayahdikeliling laut),” kata Mustika seraya menyampaikan sampai saat ini belum pernah ada gesekan duktang dengan warga lokal.
Camat Nusa Penida Kadek Yoga Kusuma, menambahkan Kepulauan Nusa Penida memang menjadi daya tarik bagi duktang, sejalan dan perkembangan pariwisata.
“Mereka ada yang bekerja sebagai buruh proyek, ada sebagai sopir ada juga bekerja di sektor pariwisata,” ujar Yoga Kusuma.
Ia mengatakan sudah mengingatkan aparat desa, babhinkamtibmas, pecalang, bendesa agar bersinergi untuk melakukan pemantauan kepada duktang.
“Kami juga sudah sampaikan kepada pihak desa agar melaporkan keberadaan duktang di desa masing-masing secara berkala setiap satu bulan sekali,” imbuhnya.
Keberadaan duktang bagi Camat Nusa Penida membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, duktang mendorong peningkatan ekonomi lokal. Dapat meningkatkan kualitas sumber daya lokal.
Dampak negatifnya, munculnya persaingan kerja. Berpotensi terjadinya perubahan sosial budaya.
“Dengan perbedaan nilai dan norma sosial, budaya, berpotensi pula terjadinya gesekan antar duktang dengan penduduk lokal, terutama ketika terjadi perbedaan yang menguat tanpa mengdepankan toleransi,” demikian Camat Nusa Penida. (yan)