
DENPASAR – Bali dalam hal ini Pengprov FPTI Bali kini kian banyak memiliki wasit dan juri serta pembuat jalur yang profesional pasca tuntasnya digelar pelatihan wasit dan juri serta pembat jalur C2 dengan instruktur dari PB FPTI. Pelatihan yang melingkupi pelajaran dan praktek tersebut telah digelar tuntas dan berakhir Minggu (16/2/2025).
“Pelatihan sudah tuntas digelar Pengprv FPTI Bali dan diikuti peserta juga ada dari luar Bali sepeti dari Kalimantan dan NTB. Dengan selesainya pelatihan C2 atau daerah Bali itu maka Pengprov FPTI memiliki lebih banyak wasit dan juri serta pembuat jalur,” ungkap pengurus PB FPTI asal Bali, Suhardi Eka Prasetya di Denpasar, Senin (17/2/2025).
Para wasit dan juri serta pembuat jalur tersebut kini bisa melakukan tugasnya seyidaknya untuk regional Bali seperti Kejurprov maupun Porprov Bali, dimana tuan rumah ditunjuk.
“Artinya jika ada even regional dengan tuan rumah yang telah ditentukan maka tuan rumah tersebut sudah memiliki wasit dan juri serta pembuat jalur sendiri. Meski nantinya juga akan dibantu arahan dari Pengprov FPTI Bali,” tambah Suhardi.
Semenatara itu salah seorang instruktur PB FPTI, Andi Saputro mempertegas wasit dan Juri serta pembuat jalur panjat tebing yang mengikuti pelatihan akan siap mendukung pelaksanaan berbagai even panjat tebing baik level lokal, nasional termasuk nantinya even level Internasional.
“Target dari kami tak lain mempersiapkan perangkat kompetisi khususnya pembuat jalur untuk FPTI Bali. Kalau ada Porjar, Porprov, dan Kejurnas teman-teman bisa berkontribusi,” sebut Andi Saputro.
Pria yang juga ketua juri dan pembuat jalur FPTI Pusat ini menekankan ada berbagai tantangan yang harus dihadapi juri dan pembuat jalur. Aspek penilaian dalam kursus ini juga bertumpu pada sejumlah tolok ukur.
“Kami akan melihat kreativitas mereka agar tidak monoton namun punya sisi entertainment yang bagus, selanjutnya kreativitas mereka dan juga tim work mereka seperti apa itu juga kami nilai,” terangnya.
Sementara itu salah seorang peserta kursus L. Sudirman atau akrab dipanggil Sora mengungkapkan dirinya sangat antusias mengikuti kursus ini, mengingat di NTB baru ada dua orang saja pembuat jalur yang memiliki lisensi. Dirinya yang keseharian sebagai pelatih Pelatda Lombok Timur, wajib meningkatkan pemahaman dan skill dalam membuat jalur.
“Di NTB yang bersertifikasi cuma 2 orang, jadi kita ingin menambah orang. Yang dua orang itu sudah C1 atau tingkat Nasional, kalau kami di daerah Lombok Timur belum ada jadi supaya bisa belajar membuat jalur juga,” tutup Sora. (ari/jon)