
KARANGASEM – Terminal Karangsokong dibangun saat almarhum Gede Sumantara Adi Pranata sebagai Bupati Karangasem, kini kondisinya semakin memprihatinkan. Parahnya lagi, keberadaan terminal kini sudah berubah menjadi ‘terminal sampah’. Hal ini terlihat dari tumpukan sampah masyarakat yang menggunung di areal terminal.
Pantauan, Minggu (16/2/2025) tumpukan sampah masyarakat tidak sekadar membawa kesan kumuh. Saat musim hujan seperti sekarang tumpukan sampah itu juga memunculkan bau tak sedap. Tumpukan sampah hingga memanjang dan meluber hingga nyaris menutup badan jalan terminal. Ini membawa kesan, bahwa tumpukan sampah di terminal Karangsokong sangat jarang diangkut petugas kebersihan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem, I Nyoman Tari saat dikonfirmasi wartawan tidak menampik kondisi itu. Dia mengatakan, terminal Karangsokong kini menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga. ”Itu bukan TPS resmi ya, tapi liar karena banyak TPS yang ditutup,” ungkapnya.
Tari menjelaskan, tumpukan sampah di terminal Karangsokong tidak selalu menggunung, karena petugas sudah mengangkut setiap hari untuk dibawa ke TPA Linggasana. Tari menegaskan, selama ini pihaknya telah melakukan sosialisasi untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena bagi masyarakat yang ditemukan membuang sampah sembarangan akan dikenakan denda sebanyak Rp 50 juta dan pidana kurungan. “Perdanya sudah ada, tapi belum diterapkan,” jelasnya. (wat,dha)