
GIANYAR – Puluhan pramudi (sopir) angkutan siswa gratis Gianyar Aman, mendatangi dinas perhubungan kabupaten Gianyar, Kamis (13/2). Mereka mempertanyakan sistem upah yang mereka terima tahun 2025 yang dinilai tidak adil hingga mengalami penurunan.
Salah satu sopir angkutan siswa, I Wayan Aryana mengaku kaget adanya selisih pendapatan di awal tahun 2025 karena belum mendapatkan pemberitahuan apa-apa sebelumnya.
Padahal, di tahun 2024, Wayan Aryana yang biasa antar jemput siswa pagi dan sore mendapatkan penghasilan yang lumayan.
“Dulu dua sesi, pagi dan sore. Sekarang trip nambah tapi pendapatan turun,” ujar sopir yang melayani antar jemput siswa SMPN 3 Tampaksiring ini.
Kepala dinas Perhubungan Gianyar, I Made Arianta, membenarkan para sopir yang datang mempertanyakan upah mereka. Mereka yang datang sekitar 70an orang. Kedatangan para sopir untuk mempertanyakan adanya penurunan pendapatan, terutama dari sopir yang melayani 2 sesi pagi dan sore.
Kata Arianta, Dishub memang melakukan penyelarasan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Dimana dalam sistem pengupahan lama tahun 2022 terdapat temuan, yang mengharuskan tahun 2023 pihak rekanan yakni Damri mengembalikan dana sebesar Rp 600 juta.
Membenahi hal itu, tahun 2023-2024 dilakukan penyesuaian BOK berdasarkan hasil kajian. Polanya semua pramudi atau sopir mendapatkan dua income sesi pagi dan sesi sore. Di lain sisi, sejumlah trayek diwilayah Payangan belum tersentuh layanan. Sementara angkutan yang melayani trayek sebelumnya kadang isinya tidak penuh dan masih bisa dicover.
“Hal ini kembali menjadi temuan. Mobilnya satu, sopirnya satu, pajaknya satu, perawatannya satu tapi dapat dua kali income, hal ini tidak dibolehkan oleh inspektorat,” ujarnya.
Sehingga sejumlah angkutan dipindahkan untuk melayani wilayah Payangan. Permasalahannya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Payangan minim siswa sehingga tidak ada sesi sore. Mereka hanya dapat sesi pagi. Sehingga pendapatannya pun menjadi sangat timpang.
“Karena kondisi ini sopir wilayah Payangan dan mereka yang hanya mendapatkan trayek pagi mendatangi kami, meminta keadilan. Berkaca dari itu, pihaknya memikirkan cara bagiamana tahun 2025 kesejanganya upahnya agar tidak terlalu jauh,” jelas Arianta.
Setelah melakukan kajian dengan kosultan. Akhirnya BOK dirubah. Dalam BOK dilakukan penghitungan gaji diatas umk, biaya inventasi kendaraan, biaya pajak, BPJS TK dan Kesehatan, bensin, suku cadang.
“Ketika pola lama itu yang dua sesi dapat income dua kalilipat, kalau sekarang tidak ada lagi satu sesi atau dua sesi. Tapi trayek akumulasi menjadi kilometer,” jelasnya.
Sehingga sejak kebijakan BOK 1,5 ini diterapkan, ada 109 orang sopir yang pendapatannya mengalami peningkatan dan 113 orang sopir menurun, sebagian besar yang turun adalah yang mendapatkan layanan 2 sesi.
Namun, walaupun turun, Jumlah pendapatan sopir yang dapat 2 sesi rata-rata tetap lebih tinggi dari yang 1 sesi walau sudah mengalami kenaikan. Inilah yang disebut konsep penyelarasan agar ketimpanganya tidak terlalu jauh.
“Sejak penerapan sistem ini, dulu yang tripnya satu sesi dapat Rp 160 ribu per hari, sekarang menjadi Rp 210 per hari. Dulu yang 2 sesi, contohnya ada yang dapat Rp 320 ribu sekarang setelah pola dirasionalisasi mendapatkan 280 ribu, jadi tetap masih lebih tinggi dr temen2 yg dapat 1 sesi ,” ungkapnya.
Ketentuan tentang upah ini Harusnya disampaikan DAMRI selaku operator layanan angkutan siswa gratis ini.
“Namun, karena sopir minta penjelasan segera ya kami trima di kantor agar lebih cepat dan mudah dipahami para sopir, supaya persoalan ini tak berlarut-larut dan mengganggu kualitas pelayanan,” ujar Arianta.
Di tahun 2025 ini, kata Arianta, pihaknya melakukan peningkatan layanan dengan mengintensifkan penggunaan armada. Yakni, dari melayani 21 sekolah di 2024 sekarang keselurahan SMP Negeri sejumlah 27 sekolah sudah terlayani di 2025.
“Jadi memang dengan kebijakan ini sopir semakin capek karena kerjanya doble, tapi pendapatanya juga meningkat. Inilah cara kami untuk memaksimalkan layanan agar sekolah dan siswa yang dilayani dapat bertambah. Karena itu kami sangat berharap dengan pertemuan ini temen2 pramudi dapat memahami bahwa penurunan ini adalah bentuk penyelarasan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan. Begitujuga tambahan trip yang kami tugaskan adalah untuk memaksimalkan pelayanan pada anak-anak kita yang membutuhkan ” pungkasnya. (jay)