BADUNG – Satu Pertamini yang berlokasi di wilayah Desa Kutuh, terpaksa ditutup lantaran terbukti menjual BBM bercampur air, Selasa (21/1/2024). Penutupan secara langsung dilakukan oleh Perbekel Desa Kutuh, I Wayan Mudana, sebagai respon terhadap aduan masyarakat.
“Saat ada laporan, kami langsung tindak lanjuti. Sekaligus kami melakukan sidak ke semua kios Pertamini yang ada di Desa Kutuh yang jumlahnya sembilan. Dari hasil sidak, hanya satu yang bermasalah dan sudah kami tutup per kemarin,” jelasnya, Rabu (22/1).
Pengecer bersangkutan, kata Mudana, memang beralasan bahwa kontaminasi air pada BBM yang dijual diperkirakan akibat hujan. Namun menurut dia, kemungkinan tersebut sangatlah kecil lantaran dispenser sudah tertutup rapat.
Terlepas dari hal tersebut, mayoritas pedagang katanya memberikan respon positif terhadap langkah pengawasan yang dilakukan. Tidak sedikit diantaranya mengaku khawatir terhadap kemungkinan air yang justru berasal dari distributor. Berkenaan dengan itu, pihak terkait diharapkan bisa melakukan tindak lanjut.
“Kami berharap pihak berwenang mendalami motif di balik kejadian ini. Tidak hanya di tingkat desa saja, tetapi juga pada sumber distribusinya. Jika ada pelanggaran, harus ada efek jera agar tidak terulang kembali,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Kuta Selatan, I Ketut Gede Arta menyebut ikut memberikan atensi terhadap persoalan itu. Bahkan langkah koordinasi telah dilakukan bersama Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan. Termasuk berkenaan dengan adanya pengaduan dugaan ketidaksesuaian takaran BBM di Pertamini.
“Aduan baru masuk sejak Selasa, dan kami segera menindaklanjutinya. Hari ini telah dilakukan mitigasi, pembinaan, dan pengendalian. Harapan khusus, agar seluruh komponen patuh terhadap regulasi, ketentuan, dan yang terpenting bisa menjaga situasi dan kondisi pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik,” pungkasnya. (adi,dha)