BADUNG – Pada Kamis (16/1/2025) lalu, lahan eks Sari Club (SC) telah dikosongkan dari aktivitas pedagang. Lahan seluas 15 are tersebut rencana akan dijadikan sebagai tempat pendirian Museum Taman Perdamaian Bali.
Dihubungi Senin (20/1/2025), Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Eka Sudarwitha mengungkapkan, hal tersebut notabene sesuai dengan kebijaksanaan dan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung. Pembelian terhadap lahan bersangkutan katanya sudah dilakukan pada Desember 2024 lalu, dengan nilai lebih dari Rp 60 miliar.
Sesuai namanya, yang akan dibangun itu adalah berupa museum terintegrasi. Selain dilengkapi dengan ruang terbuka hijau, pada museum bersangkutan juga akan ada ruang pamer, ruang koleksi, ruang edukasi (baik berupa audio visual ataupun ruang pertemuan), serta sarana penunjang lainnya. “Kalau area parkir itu sudah wajib. Bahkan itu yang diutamakan. Atas arahan pimpinan, yakni Bapak Bupati, paling tidak itu berupa basement dua lantai ke bawah. Tapi itu masih menjadi perencanaan,” ungkapnya.
Desain museum dimaksud, kabarnya sudah disiapkan. Tahun ini, tahapan berada pada proses Detail Engineering Design (DED). “Jadi sepertinya tahun 2026 (pembangunannya),” imbuhnya. Ditanya mengenai alasan pembangunan museum, Sudarwitha menyebut bahwa itu bukan semata-mata mengenang tragedi kemanusiaan Bom Bali. Melainkan sekaligus mendorong nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.
Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Badung, I Gusti Anom Gumanti mengatakan bahwa sehari sebelum pengosongan dilakukan, dirinya bersama Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Badung IB Surya Suamba telah melakukan pengecekan ke lokasi. Dihubungi via ponsel, tokoh asal Kuta tersebut menuturkan hal yang sama.
“Kita (Pemkab Badung) sudah beli lahan itu. Kalau tidak salah, penyelesaian pembayarannya sudah di bulan November lalu,” ungkapnya.
Pun demikian mengenai rencana pemanfaatannya. Katanya itu akan dijadikan sebagai lokasi pembangunan museum. “Masih dalam rencana, itu akan kita buat museum berkaitan dengan dua kali tragedi Bom Bali. Pada museum ini, akan ada dokumen-dokumen peristiwa tersebut,” sebutnya.
Rencananya pula, museum dimaksud akan dibangun melalui APBD Tahun 2026. Selain adanya usulan dari masyarakat, pembangunannya juga berdasarkan aspirasi dari sejumlah dewan. “Melalui museum ini, kita ingin mendokumenkan tragedi itu. Untuk sekaligus mengingatkan pentingnya perdamaian dan toleransi,” pungkasnya. (adi)