BADUNG – Sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 7.728 aktivitas gempabumi terjadi di wilayah Regional III. 582 di antaranya, terjadi di Pulau Dewata. Untuk diketahui, Regional III mencakup sejumlah wilayah. Yakni Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah III Badung, Cahyo Nugroho mengungkapkan, 582 gempabumi di Bali memiliki magnitudo bervariasi. Yakni didominasi kekuatan M < 3,0 sebanyak 465 kejadian, disusul 3,0 <= M < 5,0 sebanyak 117 kali kejadian.
“Pada bulan September 2024 terjadi gempabumi signifikan dan mengakibatkan kerusakan di wilayah Gianyar – Bali pada tanggal 7 dan 21 September 2024 dengan kekuatan gempabumi masing-masing M=4,8 dan M=4,9,” ungkapnya.
Berdasarkan kedalamannya, sambung dia, didominasi gempabumi dangkal. Yakni terjadi pada kedalaman kurang dari 60 km. “Mengingat dinamika bumi yang begitu kompleks, terlihat dari bervariasinya episenter, hiposenter, dan kekuatan gempabumi yang terjadi. Hingga kini gempabumi belum bisa diprediksi. Oleh karena itu diperlukan adanya sosialisasi serta simulasi untuk menghadapi gempabumi dan tsunami dalam rangka meminimalisir terjadinya kerugian dan jatuhnya korban jiwa,” ungkapnya.
Disampaikannya pula, sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudkan zero victim, BMKG katanya telah bekerja sama dengan BPBD setempat. Yang mana pada saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan kegiatan untuk membentuk komunitas masyarakat siap dan tanggap terhadap bencana, khususnya gempabumi dan tsunami.
“Kegiatan yang sudah berjalan adalah BMKG goes to school, Kesiapsiagaan Bencana bagi Dunia Usaha Pariwisata, dan Tsunami Drill,” ucapnya sembari mengimbau masyarakat dan pemda membangun bangunan tahan gempa guna meminimalisir adanya kerusakan dan korban jiwa. (adi,dha)