GIANYAR – Balai Prasarana Pemungkiman Wilayah Bali, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya, melakukan evaluasi terhadap partisipasi masyarakat Gianyar dalam pengelolaan sampah berbasis sumber, Kamis (12/12/2024).
Acara dikemas Focus Group Discussion itu dihadiri OPD terkait, PMD, PU, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, dan Perbekel se -Gianyar. Diungkapkan sosilialisasi pemilahan sampah berbasis sumber telah menyasar 100% masyarakat dan sekolah.
Namun, hingga November 2024, baru 17.788 KK atau sekitar 15,66% masyarakat tersebar di 26 desa/kelurahan melakukan pemilahan sampah berbasis sumber.
Hal tersebut masih jauh dari terget yakni 20% atau sekitar 21.730 KK dari 108.651 jumlah KK di Kabupaten Gianyar.
Kondisi ini tak lepas dari kendala di lapangan, mulai dari kurangnya sarana prasarana, seperti armada pengangkut sampah. Tak semua desa memiliki kader edukasi yang aktif untuk selalu menyampaikan pemilahan sampah.
Sementara, Jafung Dinas Lingkungan Hidup Gianyar I Wayan Subawa, mengatakan penangan sampah selalu di upayakan dari hulu hingga hilir. Seperti hulunya yakni perda penjadwalan pengangkutan sampah yang sudah terpilah ke TPA Temesi.
Pemerintah kabupaten Gianyar juga tengah mempersiapkan pembangunan TPST Temesi, lokasi ada di tanah pemkab seluas 4 haktar. TPST itu akan menguari sampah di Gianyar melalui fasilitas Komposting, kapasitas 50 ton/hari.
Fasilitas BSF atau magot kapasitas 20 ton/hari. Fasilitas RDF kapasitas 120 – 200 ton/hari dan produksi bahan daur ulang. TPST tersebut akan dikelola oleh BLUD UPTD Pengelolaan Sampah.
Sementara, peserta menyampaikan permasalah pemilahan sampah yakni pengangkutan dengan penjadwal. Dimana masyarakat berharap pengangkutan bisa selesai dalam satu hari. Sehingga tidak ada sampah yang menumpuk, meski sudah terpilah.
Selai itu peserta FGD menginginkan adanya kebijakan yang konkrit dan komiteman semua pihak. Diungkapan saat ini hasil dari TPS3R di desa desa berupa kompos tidak diminati petani. Sebab pertani tidak semua menggunakan pupuk kompos. Hal tersebut agar dicarikan solusinya.
Disampaikan juga pentingnya inseniator yang bisa digunakan untuk membakar sampah.
“Seperti kita hidup, lahir hidup dan mati dibakar. Untuk menyelesaikan itu solusinya harus dibakar,” tegas ketua forum perbekel Gianyar, I Nyoman Payu. (jay)