MANGUPURA – Sebuah video pengiriman babi asal Bali keluar pulau tepatnya Manado viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat pemindahan babi hidup ke sebuah kapal. Ketua Gabung Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, Ketut Hari Suyasa mengaku tak heran dengan kejadian tersebut.
Menurutnya pengiriman babi ke luar bali itu sudah terjadi sejak bertahun-tahun khususnya ke daerah, Jakarta, Medan, Surabaya, kaliaman dan terakhir manado. “Ini sudah berjalan sejak dahulu. Tak hanya ke Manado, babi juga sempat dikirim ke NTT, namun belakangan di stop karena kasus PMK itu,” kata Ketut Hari Suyasa saat dikonfirmasi, Senin (2/12).
Pengiriman babi ke Sulawesi itu berawal dari setahun lalu dimana ternak babi di daerah tersebut terkena virus. sehingga terjadi kekurangan stok babi. “Jadi saat ini kami rutin mengirim sesuai dengan kebutuhan pasar,” katanya. Hari Suyasa pun menyebut, babi yang dikirim ke luar Bali itu berkisar di harga Rp58 ribu sampai Rp60 ribu per kilo.
Dengan dikirimnya babi ke luar Bali, bagaimana stok di Bali? Terkait hal itu, hari Suyasa menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk turut andil dalam hal ternak babi. Khususnya dalam hal menentukan harga jual babi. penentuan harga babi itu perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan minat masyarakat untuk beternak babi. Ditambahkannya, jika pengiriman babi di stop ke luar daerah namun daging potongnya tetap dikirim ke luar daerah kan sama saja. “Nah disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (lit,dha)