BULELENG – Intergovernmental Oceanographic Commission United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (IOC-Unesco) kukuhkan Desa Pengastulan Kecamatan Seririt sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami (Tsunamin Ready Community).
Selain komitmen aparat desa dinas, desa adat bersama seluruh komponen masyarakat, pengukuhan desa yang sempat hancur akibat stunami yang ditimbulkan Gempa Seririt tahun 1976 dengan kekuatan 6,2 skala richter ini juga telah memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami yang ditetapkan Unesco.
“Pengukuhan Desa Pengastulan sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami disampaikan serangkaian Simposium 20 tahun Tsunami Aceh, Senin tanggal 11 November 2024 di Banda Aceh,” ungkap Muhammad Ali selaku Plt. Perbekel Desa Pengastulan Kecamatan Seririt setibanya di Desa Pengastulan, Jumat (15/11/2024).
Sekretaris Desa Pengastulan ini menandaskan pengukuhan Desa Pengastulan sebagai Tsunami Ready Community ini juga tidak terlepas dari 12 indikator kesiapsiagaan tsunami yang telah dipenuhi meliputi pembentukan forum penanggulangan risiko bencana (FRB), pelatihan evakuasi, edukasi masyarakat, hingga pelaksanaan simulasi bencana secara rutin.
“Pencapaian ini tentunya membawa Desa Pengastulan meraih pengakuan internasional sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami. Kami terus berkomitmen melakukan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait bencana, bahkan sejak usia dini, agar mereka siap menghadapi gempa dan potensi tsunami,” tandas Muhammad Ali diapresiasi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi yang dikonfirmasi terpisah.
Selain bangga, kata Ariadi, pengukuhan Desa Pengastulan sebagai Tsunami Ready Community ini juga merupakan tantangan sekaligus motivasi bagi warga masyarakat Desa Pengastulan untuk lebih memahami pentingnya mitigasi bencana, khususnya yang berpotensi tsunami.
“Kami berharap keberhasilan ini menambah semangat masyarakat untuk lebih waspada terhadap gempa bumi yang berpotensi tsunami. Terlebih, Desa Pengastulan memiliki sejarah kelam, pernah mengalami gempa dan tsunami pada tahun 1976,” tandasnya.
Ia menambahkan, dengan pengukuhan ini maka Desa Pengastulan menjadi desa kedua di Bali yang dikukuhkan ICO-Unesco sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami setelah Desa Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung.
“Selain meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta meminimalikan resiko yang mungkin timbul, Desa Pengastulan juga diharapkan menjadi contoh dan inspirasi bagi desa lain di Buleleng,” pungkasnya. (kar/jon)