BULELENG – Pemkab Buleleng melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) garap Aplikasi Srikandi, Arsip Digital Soenda Ketjil.
Selain komitmen dalam melestarikan sejarah lokal, melalui Sinergitas Revitalisasi Inovatif Kekayaan Arsip dan Nilai Daerah Integrasi (Srikandi) juga diharapkan arsip tentang sejarah daerah dapat disajikan lebih interaktif dan mudah diakses secara digital.
“Proyek Srikandi Buleleng bertujuan menyelamatkan arsip-arsip berharga yang selama ini kurang mendapat perhatian, khususnya yang terkait dengan sejarah Soenda Ketjil,” ungkap Kepala DAPD Buleleng Made Era Oktarini saat menpresentasikan Srikandi pada rakor penyusunan rencana kegiatan diorema arsip Soenda Ketjil di Ruang Rapat DAPD Buleleng, Rabu (30/10/2024).
Era Oktarini menegaskan aplikasi Srikandi Buleleng bukan hanya simbol kekuatan dan ketangguhan, namun juga cerminan inovasi dalam melestarikan kekayaan sejarah.
“Khususnya arsip Soenda Ketjil yang selama ini terabaikan, yang kami coba hidupkan kembali melalui teknologi digital dan diorama fisik menarik. Melalui aplikasi Srikandi, masyarakat dapat mengakses langsung arsip digital tentang Sejarah Soenda Ketjil, termasuk informasi tentang tokoh penting seperti Mr I Gusti Ketut Pudja salah satu tokoh Buleleng yang berperan dalam sejarah daerah ini,” jelasnya.
Beberapa manfaat aplikasi ini adalah akses mudah untuk mengetahui sejarah daerah, menghidupkan sejarah melalui diorama digital, pelestarian arsip dalam format digital serta mendukung pengembangan pariwisata dan PAD.
Ia menambahkan, proyek ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dinas kebudayaan dan sejarawan lokal, terutama dalam memastikan informasi yang disajikan benar-benar akurat dan mendalam.
“Kami sudah berkoordinasi dengan ahli sejarah serta keturunan dari almarhum Mr I Gusti Ketut Pudja. Arsip-arsip yang kami temukan akan segera dipresentasikan dalam bentuk diorama fisik maupun digital,” terangnya.
Aplikasi yang ditargetkan rampung akhir November 2024 ini, rencananya akan dilounching bersamaan dengan peresmian Diorama Soenda Ketjil di Museum Soenda Ketjil.
“Dengan adanya aplikasi ini, generasi muda diharapkan dapat lebih tertarik untuk mengenal tokoh-tokoh pahlawan lokal dan tidak melupakan akar sejarah mereka, mampu membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah daerah,” pungkasnya. (kar/jon)